Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Kerajaan Maritim pada Masa Hindu-Buddha di Nusantara

Sehingga, pengertian kerajaan maritim merujuk pada kerajaan-kerajaan yang ekonominya bergantung pada perlayaran dan perdagangan.

Ciri-ciri kerajaan maritim adalah letaknya di lembah sungai atau pesisir pantai dan kegiatan ekonominya berasaskan perdagangan serta kelautan.

Di Indonesia, banyak kerajaan Hindu-Buddha yang bercorak maritim karena sepertiga wilayah Nusantara sendiri memang terdiri dari bentangan perairan, mulai dari laut, danau, dan sungai.

Lantas, apa saja kerajaan maritim pada masa Hindu-Buddha?

Kerajaan Kutai

Kerajaan maritim pertama yang muncul di Indonesia adalah Kerajaan Kutai, yang berdiri pada abad ke-4.

Letak kerajaan ini berada di daerah Muarakaman di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

Kerajaan Kutai mencapai puncak keemasan pada masa Raja Mulawarman.

Di bawah pemerintahan Raja Mulawarman pula, Kutai diperkirakan menjadi tempat singgah jalur perdagangan internasional yang menghubungkan Selat Makassar, Filipina, dan China.

Oleh karena itu, sumber perekonomian Kerajaan Kutai berasal dari kegiatan perdagangan, yang kemudian membawa pengaruh bagi masyarakatnya.

Salah satu buktinya adalah ditemukan barang-barang keramik, arca dewa Trimurti, dan arca Ganesha.

Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya disebut-sebut sebagai kerajaan maritim terbesar di Indonesia.

Berdasarkan prasasti peninggalannya, kerajaan yang didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa pada abad ke-7 ini terletak di tepi Sungai Musi, atau sekitar Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Pada masanya, pengaruh Kerajaan Sriwijaya bahkan sampai ke luar negeri.

Sriwijaya berhasil menguasai perdagangan nasional dan internasional setelah menguasai Selat Malaka yang merupakan urat nadi perdagangan di Asia Tenggara.

Sebagai kerajaan maritim berpengaruh, Kerajaan Sriwijaya melakukan transaksi perdagangan dengan para saudagar dari China, India, Myanmar, Kamboja, Filipina, Persia, dan Arab.

Lahirnya Kerajaan Sriwijaya sebagai pemegang hegemoni dan mempunyai andil besar dalam meramaikan perniagaan internasional pada abad ke-7 didukung oleh beberapa faktor, sebagai berikut.

Kerajaan Tarumanegara

Letak Kerajaan Tarumanegara tidak jauh dari pantai utara Jawa Barat. Di bawah kekuasaan Raja Purnawarman, dilakukan pembangunan irigasi dengan cara menggali saluran sungai sepanjang 11 kilometer, yang kemudian dikenal sebagai Sungai Gomati.

Pembangunan irigasi tidak hanya berguna bagi pertanian, tetapi juga sarana lalu lintas perdagangan.

Sebagai kerajaan agraris yang juga mengembangkan sektor maritim, Tarumanegara telah menjalin hubungan baik dengan China, tepatnya dengan Dinasti Tang.

Dalam Prasasti Tugu, digambarkan kehidupan masyarakat Tarumanegara yang berkaitan dengan kehidupan maritim dan agraris.

Kerajaan Mataram Kuno

Meski letak Kerajaan Mataram Kuno berada di pedalaman antara Jawa Tengah dan Yogyakarta, tetapi daerahnya juga dialiri banyak sungai, yakni Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo, dan Bengawan Solo.

Pada masa Balitung, sungai-sungai tersebut dimanfaatkan untuk mengembangkan aktivitas perekonomian, utamanya Sungai Bengawan Solo.

Desa-desa yang dialiri sungai pun dibebaskan dari pajak, dengan catatan menjamin lalu-lintas perdagangan dan transportasi melalui sungai.

Kerajaan Singasari

Kerajaan Singasari adalah kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang berdiri di Malang, Jawa Timur, pada abad ke-13.

Pada masa pemerintahan raja terakhirnya, Kertanegara, Kerajaan Singasari mengalami masa kejayaan dan dilakukan Ekspedisi Pamalayu.

Ekspedisi ini bertujuan menaklukkan Kerajaan Melayu dan Singasari, guna menjadikan Sumatera sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi bangsa Mongol.

Selain itu, Kertanegara berhasil menguasai Bali (1284), Jawa Barat (1289), dan Pahang serta Tanjung Pura.

Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit adalah kerajaan agraris yang juga mengembangkan kemaritimannya.

Setelah Gajah Mada diangkat menjadi mahapatih, Majapahit berkembang menjadi kerajaan maritim yang pengaruhnya meliputi Asia Tenggara.

Beras dan komoditas lainnya yang dihasilkan Majapahit sebagai kerajaan agraris, kemudian diedarkan ke kerajaan-kerajaan lain.

Pada awal abad ke-14 sampai abad ke-15, Kerajaan Majapahit menjadi pemasok hasil bumi untuk pasar Nusantara.

Hal ini didukung dengan armada lautnya yang kuat, yang selain untuk kepentingan perdagangan, juga sebagai kekuatan militer.

Angkatan lautnya digunakan untuk menaklukkan Nusantara dan mengembangkan armada dagangnya.

Bahkan, terdapat penafsiran bahwa kapal dagang Majapahit lebih besar dan kokoh dibanding kapal dagang China yang sangat terkenal di Asia Timur dan Asia Tenggara.

Pelabuhan-pelabuhan Kerajaan Majapahit yang terletak di Surabaya, Gresik, Sedayu, Tuban, dan Blambangan, merupakan pusat lalu lintas perdagangan laut yang besar.

Pada masa kejayaannya, aktivitas perdagangan dan pelayaran di Indonesia yang dikuasai Majapahit bahkan disegani oleh kekuatan mancanegara.

Referensi:

  • Winarsih, Sri. (2018). Sejarah dan Dunia Maritim Indonesia. Tangerang: Loka Aksara.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/20/200000479/6-kerajaan-maritim-pada-masa-hindu-buddha-di-nusantara

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke