KOMPAS.com - Indonesia merupakan salah satu negara yang kerap mengalami gempa bumi.
Hal tersebut dikarenakan Indonesia terletak di pertemuan empat lempeng tektonik aktif dunia, yakni:
Agar lebih memahami mengenai apa itu gempa bumi, simak penjelasan sebagai berikut:
Baca juga: 3 Jenis Gempa Bumi Berdasarkan Kedalamannya
Dilansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gempa adalah guncangan atau gerakan bumi.
Gempa juga berarti peristiwa alam berupa getaran atau gerakan bergelombang pada kulit bumi yang ditimbulkan oleh tenaga asal dalam (tenaga endogen).
Dalam keseharian, gempa biasanya dipadukan menjadi gabungan kata gempa bumi.
Baca juga: Mengapa Bisa Terjadi Gempa Bumi?
Berdasarkan kedalaman hiposentrum gempa bumi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
Gempa bumi yang jarak hiposentrumnya berkisar antara 300-700 km dari permukaan bumi.
Gempa bumi yang jarak hiposentrumnya berkisar antara 100-300 km dari permukaan bumi.
Gempa bumi yang jarak hiposentrumnya kurang dari 100 km dari permukaan bumi.
Baca juga: 6 Dampak yang Bisa Terjadi Saat dan Setelah Gempa Bumi
Dikutip dari buku Gempa Bumi (2023) oleh Ruyani, berdasarkan penyebabnya, gempa bumi dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yakni:
Gempa bumi tektonik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh adanya pergeseran lempeng pelat tektonik dan besarnya tenaga yang dihasilkan akibat adanya tekanan antarlempeng batuan dalam perut bumi.
Gempa bumi tektonik merupakan jenis gempa yang paling sering terjadi dan dirasakan, terutama di Indonesia.
Baca juga: Pengertian dan Penyebab Terjadinya Gempa Bumi, Apa Saja?
Gempa bumi vulkanik merupakan gempa bumi yang disebabkan oleh adanya aktivitas magma pada gunung api.
Magma yang berada pada kantong di bawah gunung tersebut mendapat tekanan dan melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran tanah.