Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Devaluasi dan Revaluasi

Kompas.com - 24/03/2024, 12:00 WIB
Fadila Rosyada Hariri,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Devaluasi dan revaluasi adalah dua istilah yang sering digunakan dalam konteks kebijakan moneter dan nilai tukar mata uang.

Meskipun keduanya terkait dengan penyesuaian nilai tukar mata uang, namun memiliki perbedaan signifikan baik dari segi tujuan, penyebab, maupun dampaknya.

Pengertian devaluasi dan revaluasi

Devaluasi adalah penurunan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang asing. Ini berarti bahwa mata uang domestik menjadi lebih murah dalam hal mata uang asing, sehingga jumlah mata uang asing yang diperoleh dengan satu unit mata uang domestik meningkat.

Hal ini umumnya terjadi ketika pemerintah sengaja menurunkan nilai mata uangnya untuk meningkatkan daya saing ekspor dan mengurangi defisit perdagangan.

Sebaliknya, revaluasi adalah peningkatan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang asing.

Ini berarti bahwa mata uang domestik menjadi lebih mahal dalam hal mata uang asing, sehingga jumlah mata uang asing yang diperoleh dengan satu unit mata uang domestik menurun.

Baca juga: Devaluasi: Pengertian, Jenis dan Penyebabnya

Perbedaan devaluasi dan revaluasi

Perbedaan dari devaluasi dan revaluasi dapat dilihat dari segi tujuan, penyebab, dan dampaknya. Berikut penjelasannya:

Perbedaan dari segi tujuan

Tujuan dari devaluasi biasanya adalah untuk meningkatkan daya saing ekspor suatu negara. Dengan membuat mata uang domestik lebih murah, barang dan jasa dari negara tersebut menjadi lebih murah bagi pembeli asing, sehingga meningkatkan permintaan ekspor dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, revaluasi bertujuan untuk menstabilkan mata uang domestik, mengendalikan inflasi, atau mengurangi beban utang luar negeri.

Baca juga: Mengenal 3 Teori Inflasi: Kuantitas, Keynes, dan Strukturalis

Perbedaan dari segi penyebab

Devaluasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti defisit perdagangan yang besar, inflasi tinggi, atau ketidakstabilan ekonomi. Ketika nilai tukar mata uang melemah karena faktor-faktor ini, pemerintah dapat memutuskan untuk melakukan devaluasi untuk mengatasi masalah tersebut.

Di sisi lain, revaluasi dapat disebabkan oleh kinerja ekonomi yang kuat, surplus perdagangan yang besar, atau kebijakan pemerintah untuk meningkatkan nilai tukar mata uang agar sejalan dengan kondisi ekonomi internal yang positif.

Perbedaan dari segi dampak

Devaluasi dapat memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya termasuk peningkatan daya saing ekspor, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, dan peningkatan pendapatan ekspor.

Namun, dampak negatifnya meliputi inflasi yang lebih tinggi, penurunan daya beli domestik, dan peningkatan beban utang luar negeri.

Sementara itu, revaluasi dapat menyebabkan dampak sebaliknya. Dampak positifnya termasuk menurunkan tingkat inflasi, meningkatkan daya beli domestik, dan mengurangi beban utang luar negeri, sementara dampak negatifnya termasuk melemahnya daya saing ekspor dan penurunan pendapatan ekspor.

 

Artikel ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberi tahu kami ke redaksikcm@kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com