KOMPAS.com - Inflasi merupakan suatu fenomena kenaikan umum dan terus-menerus dari tingkat harga barang dan jasa dalam suatu ekonomi.
Fenomena ini memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan ekonomi masyarakat.
Dalam memahami inflasi, terdapat 3 teori utama inflasi yang dikemukakan oleh para ahli. Artikel ini akan menjelaskan konsep dari inflasi dan menjelaskan perbedaan dari ketiga teori inflasi.
Baca juga: Penyebab Inflasi: Permintaan Barang atau Jasa Tinggi
Inflasi adalah suatu keadaan di mana nilai uang secara umum menurun seiring dengan naiknya tingkat harga barang dan jasa.
Dengan kata lain, ketika inflasi terjadi, uang yang sama memiliki daya beli yang lebih rendah dari sebelumnya.
Penyebab inflasi antara lain seperti adanya permintaan yang tinggi, biaya produksi yang meningkat, atau peningkatan jumlah uang yang beredar.
Baca juga: Apa Itu Greenflation (Inflasi Hijau)?
Terdapat 3 teori inflasi yang dikemukakan oleh para ahli. Setiap teori menyatakan perspektif yang berbeda-beda mengenai penyebab dari inflasi. Berikut penjelasannya:
Teori kuantitas berpendapat bahwa inflasi disebabkan oleh peningkatan jumlah uang yang beredar di dalam ekonomi yang dapat disebabkan oleh kebijakan moneter yang longgar, seperti pencetakan uang oleh bank sentral
Menurut teori ini, harga barang dapat naik jika kecepatan perpindahan uang berlansung secara cepat dan turunnya transaksi barang produksi secara nasional.
Teori Keynes, yang dikembangkan oleh ekonom John Maynard Keynes, menyoroti peran permintaan agregat dalam menyebabkan inflasi.
Menurut Keynes, inflasi terjadi ketika permintaan agregat (total permintaan di dalam ekonomi) melebihi kapasitas produksi ekonomi.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan permintaan agregat meliputi peningkatan pengeluaran pemerintah, peningkatan investasi swasta, atau kebijakan moneter yang longgar.
Baca juga: Teori Permintaan Uang Keynes
Teori strukturalis menekankan bahwa inflasi bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan struktural dalam ekonomi, seperti kelangkaan bahan baku atau biaya produksi yang meningkat karena faktor-faktor seperti upah atau harga energi.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan inflasi menurut teori strukturalis termasuk kenaikan harga bahan baku, peningkatan biaya tenaga kerja, atau perubahan dalam struktur pasar.
Artikel ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberi tahu kami ke redaksikcm@kompas.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.