KOMPAS.com - Sebuah studi baru yang mengejutkan menemukan Arktik mungkin akan bebas es untuk pertama kalinya pada akhir Agustus atau awal September pada tahun 2020-an hingga 2030-an.
Ini 10 tahun lebih awal dari perkiraan.
Baca juga: Sejarah Evolusi Flora di Benua Arktik Terungkap
Wilayah kutub memang telah kehilangan es laut dengan sangat cepat, menyusut sebesar 12,2% setiap dekade karena suhu yang lebih hangat.
Namun berdasarkan skenario emisi, kawasaan Arktik yang bebas es terjadi lebih cepat dari prediksi sebelumnya.
Hal ini merupakan pertanda buruk dari krisis iklim yang sedang berlanagsung dan akan berdampak besar terhadap lingkungan.
Mengutip Gizmodo, Rabu (6/3/2024) dalam dekade ini, Arktik mungkin akan mengalami hari-hari tanpa es mengapung selama musim panas.
Lalu pada pertengahan ini, Arktik yang bebas es akan bertahan selama sebulan penuh pada bulan September.
Pada akhir abad, kondisi bebas es dapat bertahan selama beberapa bulan di Kutub Utara, termausk beberapa bulan di musim dingin.
"Saya tidak ingin menimbulkan kekhawatiran, tapi saya berharap hal ini menimbulkan kesadaran sehingga kita perlu berusaha semaksimal mungkin untuk membatasinya," kata Alexandra Jahn, seorang profesor ilmu atmosfer dan kelautan dan penulis utama studi.
Namun Arktik yang bebas es sebenarnya tidak sepenuhnya bebas es. Para peneliti punya kriteria sendiri untuk menyebut masuk kategori bebas es.
Baca juga: Apa Perbedaan Antara Arktik dan Antartika?
Para ilmuwan menganggap wilayah kutub memiliki kondisi bebas es ketika luas lautan es kurang dari 1 juta kilometer persegi.
Rata-rata, es menutupi 15,5 juta kilometer persegi di Samudra Arktik. Sehingga ini adalah penurunan yang signifikan, namun para peneliti di balik studi baru ini tidak ingin kehilangan harapan.
Arktik menjadi habitat penting bagi banyak kehidupan termasuk beruang kutub, anjing laut, dan satwa liar lainnya yang bergantung pada lautan es untuk bertahan hidup.
Selain itu es Arktik juga memantulkan panas kembali ke luar angkasa.
Berkurangnya es di kawasan kutub merupakan kabar buruk bagi kita, mengingat gelombang panas yang lebih hebat dan musim dingin yang ekstrem bisa terjadi di masa depan.