Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah Astronot Mengunjungi Planet Jupiter?

Kompas.com - 17/11/2023, 14:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Planet Jupiter adalah planet kelima dari matahari, dan merupakan planet paling besar di tata surya.

Pita awan yang beriak di sekitar atmosfer Jupiter yang tebal, membentuk planet ini menjadi planet yang sangat besar sehingga lebih dari 1.300 Bumi bisa muat di dalamnya.

Meskipun planet luar ini berjarak ratusan juta kilometer dari Bumi pada jarak terdekat, Jupiter masih bisa terlihat sebagai titik berwarna cerah di langit malam

Mungkinkah astronot mengunjungi Jupiter?

Jupiter, seperti planet gas raksasa lainnya, tidak memiliki permukaan berbatu, tetapi bukan berarti ia hanya berupa awan masif yang melayang di ruang hampa udara.

Gas Jupiter sebagian besar terdiri dari helium dan hidrogen, dan pada bagian yang lebih dalam, gas tersebut menjadi lebih padat dengan tekanan yang lebih ekstrem.

Baca juga: Apa Itu Bintik Merah Besar di Planet Jupiter?

Pada tahun 1995, misi Galileo NASA menyambangi atmosfer Jupiter. Pada kedalaman sekitar 120,7 km, tekanannya 100 kali lebih kuat dibandingkan apa pun di Bumi.

Di lapisan terdalam Jupiter yang kedalamannya hampir 21.000 km, tekanannya 2 juta kali lebih kuat dibandingkan tekanan di permukaan laut di Bumi, dan suhunya lebih panas daripada permukaan Matahari.

Dengan demikian, jelas sekali, tidak ada manusia yang bisa menjelajah terlalu jauh ke kedalaman Jupiter.

Tetapi, apakah aman jika hanya mengorbit planet ini? Sayangnya, ada masalah besar lainnya terkait penjelajahan Jupiter, yakni radiasi.

Planet terbesar di tata surya ini juga memiliki magnetosfer terkuat. Medan magnet ini mengisi partikel di sekitarnya, mempercepatnya hingga kecepatan ekstrem yang dapat merusak perangkat elektronik pesawat ruang angkasa dalam sekejap.

Baca juga: Berapa Lama Satu Hari di Jupiter?

Mengantisipasi hal ini, NASA memiliki pesawat ruang angkasa, Juno, yang memiliki susunan rangkap tiga dan terus berputar, tetapi sepertinya ini bukan desain yang layak untuk pesawat ruang angkasa yang dihuni manusia.

Sebaliknya, agar pesawat ruang angkasa berawak dapat mengorbit atau terbang melewati Jupiter dengan aman, ia harus menjaga jarak yang cukup jauh dari planet tersebut.

Meski tidak semua planet gas raksasa di tata surya seperti ini, semuanya juga memiliki berbagai masalah yang menyulitkan astronot untuk melihatnya dari dekat.

Neptunus, misalnya, memiliki angin terkuat di tata surya, yang mencapai kecepatan hingga 1.770 km per jam.

Neptunus dan Uranus juga memiliki unsur dan senyawa lebih berat dari helium dan hidrogen, seperti metana dan amonia. Material yang lebih padat ini dapat mempersulit pesawat ruang angkasa untuk terjun ke atmosfer karena pesawat ruang angkasa tersebut akan lebih cepat rusak.

Baca juga: Berapa Lama Perjalanan dari Bumi ke Jupiter?

Sementara itu, magnetosfer Saturnus lebih kecil dibandingkan Jupiter, tetapi masih 578 kali lebih kuat dibandingkan Bumi, sehingga radiasi masih menjadi masalah besar yang harus dihadapi.

Untuk saat ini, hingga para ajli mengetahui cara membuat pesawat ruang angkasa menggunakan bahan yang dapat melindungi astronot dari semua elemen ini, eksplorasi jarak dekat terhadap planet gas raksasa tersebut masih harus dilakukan melalui pesawat ruang angkasa robotik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com