Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NASA Konfirmasi Musim Panas 2023 Jadi yang Terpanas Sepanjang Sejarah

Kompas.com - 19/09/2023, 11:03 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber Space

KOMPAS.com - Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) mengkonfirmasi musim panas tahun 2023 sebagai yang terpanas sejak dimulainya pencatatan suhu global pada 1880. Ini dibuktikan dengan gelombang panas terik di Amerika Serikat, Eropa, Asia dan tempat lain.

Menurut NASA, suhu panas yang memecahkan rekor ini disebabkan oleh pemanasan global akibat aktivitas manusia dan diperburuk oleh pola iklim berulang yang dikenal sebagai fenomena El Nino.

Analisis NASAmenunjukkan pada bulan Agustus saja suhunya 1,2 derajat Celsius lebih hangat dibandingkan rata-rata musim panas.

Sedangkan suhu gabungan pada Juli-Agustus adalah 0,23 derajat Celsius lebih hangat dibandingkan musim panas sebelumnya.

Baca juga: NASA Bersiap Mencari Kehidupan di Luar Tata Surya, Bagaimana Caranya?

"Lihat saja sekeliling dan Anda akan melihat apa yang terjadi, dari banjir, rekor suhu panas, hingga asap kebakaran hutan," kata Bill Neslon. administrator NASA.

NASA menyebut terkait dengan El Nino

Ahli mengaitkan rekor panas ini sebagian dengan El Niño, yang terjadi setiap dua hingga tujuh tahun ketika angin di atas Samudera Pasifik yang biasanya bertiup ke barat sepanjang garis khatulistiwa dari Amerika Selatan menuju Asia, menghentikan rutinitasnya dan melayang ke timur dan menuju ke arah timur laut.

"Suhu permukaan laut yang sangat tinggi yang sebagian dipicu oleh kembalinya El Nino, bertanggung jawab atas rekor kehangatan musim panas,” kata Josh Willis, ilmuwan iklim dan ahli kelautan di Jet Propulsion Laboratory NASA di California, dalam sebuah pernyataan.

Timnya memperkirakan dampak terbesar dari pola iklim ini akan terjadi pada bulan Februari hingga April tahun depan.

Namun, dikutip dari Space, Minggu (17/9/2023) mehurut NASA, pola cuaca alami seperti fenomena El Nino berkontribusi minimal terhadap perubahan iklim jika dibandingkan dengan aktivitas manusia yang mendorong pemanasan global.

Baca juga: NASA Umumkan Astronot Misi Artemis II yang Akan Mengelilingi Bulan

 

El Nino khususnya diperkirakan menyebabkan kenaikan suhu sementara sekitar 0,1 derajat Celcius. Sedangkan pemanasan global yang diamati sejauh ini melebihi jumlah tersebut.

Josh Willis, ilmuwan iklim dan ahli kelautan di Jet Propulsion Laboratory NASA di California bersama timnya dalam analisisnya memperingatkan aktivitas manusia telah membawa dunia melampaui zona oeprasi yang aman.

Enam dari sembilan batasan lingkungan global, yang menilai seberapa banyak manusia telah menyimpang dari dunia pra-industri, telah dilanggar.

Sedangkan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyatakan bahwa negara-negara tidak berada pada jalur yang tepat untuk mencapai tujuan jangka panjang yang sebelumnya disepakati dalam Perjanjian Paris untuk membatasi kenaikan suhu di seluruh dunia.

Baca juga: NASA Abadikan Foto Matahari Sedang Tersenyum, Seperti Apa?

Sebagai imbasnya, gelombang panas menjadi lebih umum dan parah. Tren suhu ini diperkirakan akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang.

Kendati demikian, tahun ini menunjukan, gelombang panas juga terjadi pada waktu yang tidak terduga.

Contohnya saja pada awal September, gelombang panas yang terjadi selama tiga hari di New York City memecahkan rekor setelah suhu melonjak 20 derajat lebih tinggi dari biasanya.

Perubahan iklim yang terjadi ini akan menjadi lebih buruk jika kita terus mengeluarkan karbon dioksida dan gas rumah kaca lain di atmosfer.

Baca juga: NASA Sukses Luncurkan Misi Artemis 1 ke Bulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com