Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi Jika Benda Terlalu Dekat dengan Lubang Hitam?

Kompas.com - 18/09/2023, 18:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Para ilmuwan telah berteori tentang keberadaan lubang hitam sejak abad ke-18. Namun, baru pada tahun 1964 para astronom menemukan bukti kuat adanya lubang hitam.

Meskipun sudah banyak pemahaman tentang lubang hitam sejak deteksi pertama, objek ini masih misterius. Hal ini antara lain karena cahaya tidak dapat keluar dari lubang hitam sehingga tidak dapat diamati secara langsung dengan teleskop.

Salah satu yang masih menjadi pertanyaan besar adalah, apa yang terjadi jika suatu objek berada terlalu dekat dengan lubang hitam?

Spaghettifikasi dan "Point of No Return"

Melansir Universe Exploration NASA, baik gas, debu, planet, bintang, atau objek lainnya, lubang hitam cukup kuat untuk menangkap apa pun yang berada terlalu dekat dengannya.

Efek pasti dari lubang hitam bergantung pada massanya, yang dapat bervariasi karena ukuran lubang hitam berkisar dari miniatur hingga supermasif.

Baca juga: Seberapa Dekat Lubang Hitam Terdekat Bumi?

Keadaan tentu akan berubah ketika suatu benda berada terlalu dekat dengan lubang hitam, yang berarti cukup dekat sehingga ia tidak dapat lagi mempertahankan orbit yang stabil di sekitar benda masif tersebut.

Adapun yang membedakan lubang hitam dan gaya gravitasinya adalah kepadatan ekstrem. Meskipun ada objek yang sama besarnya dengan lubang hitam, kepadatannya tidak sama.

Lubang hitam sangatlah masif, namun massa tersebut terkonsentrasi di area yang lebih kecil sehingga menciptakan kepadatan tinggi yang meningkatkan gaya gravitasi maksimum lubang hitam dengan memungkinkan objek berada sangat dekat dengan seluruh massa tersebut.

Ketika sebuah benda “terlalu dekat”, ia akan mulai mengalami gaya pasang surut. Sebagai perbandingan, di Bumi, lautan mengalami pasang surut yang disebabkan oleh tarikan gravitasi bulan yang menarik Bumi dan airnya.

Jadi, gaya pasang surut mengacu pada distorsi suatu benda oleh benda lain akibat perbedaan tarikan gravitasi pada sisi dekat dan jauh suatu benda.

Baca juga: Apakah Mungkin Matahari Bisa Menjadi Lubang Hitam?

Karena kepadatan lubang hitam yang ekstrem, benda-benda di sekitarnya akan mengalami gravitasi dan gaya pasang surut yang juga ekstrem, yang bahkan dapat memisahkan objek tersebut.

Dampak dari lubang hitam terus meningkat ketika sebuah benda mendekati cakrawala peristiwa lubang hitam. Ini adalah "point of no return" atau batas yang mengelilingi lubang hitam di mana tidak ada apa pun, bahkan cahaya, yang dapat lolos.

Untuk benda apa pun yang jatuh ke dalam lubang hitam, bagian yang lebih dekat ke lubang hitam akan merasakan tarikan gravitasi yang lebih kuat dibandingkan bagian yang jauh dari lubang hitam.

Perbedaan tarikan gravitasi ini meningkat seiring semakin dekatnya objek ke cakrawala peristiwa. Perbedaan tarikan gravitasi tidak hanya terjadi pada lubang hitam, namun kepadatan ekstremnya menciptakan efek yang ekstrem.

Efek ini akan membuat objek meregang saat objek semakin dekat ke lubang hitam, menciptakan bentuk yang panjang dan tipis. Proses ini dikenal sebagai spagetifikasi, yang pertama kali dijelaskan oleh fisikawan teoretis Stephen Hawking dalam bukunya "A Brief History of Time".

Baca juga: Bagaimana Lubang Hitam Raksasa Menghancurkan Bintang Masif?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com