Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/09/2023, 18:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Asteroid terus-menerus meluncur mengelilingi tata surya dan terkadang menabrak planet, termasuk Bumi.

Namun, tidak semua asteroid merupakan "pembunuh" planet. Meskipun ada yang berukuran sangat besar, ada pula asteroid yang berukuran cukup kecil.

Asteroid terbesar di tata surya

Dilansir dari Live Science, asteroid terbesar di tata surya adalah Ceres, yang lebarnya hampir 950 km atau seperempat ukuran bulan.

Sebagai asteroid terbesar yang diketahui, Ceres mudah dikenali dengan teleskop. Pada tahun 1801, Ceres menjadi objek pertama yang diketahui berada di sabuk asteroid.

Baca juga: Apa Itu Sabuk Asteroid dan di Mana Lokasinya?

Berdasarkan ukuran dan strukturnya, para ilmuwan percaya bahwa Ceres dapat memberi tahu kita banyak hal tentang bagaimana planet terbentuk. Jika mendiskualifikasi Ceres berdasarkan status planet kerdilnya, maka asteroid terbesar adalah Vesta, dengan lebar 525 km.

Perlu diketahui bahwa ukuran asteroid tidak selalu sama. Ada beberapa hal yang membuat asteroid kehilangan massanya.

Beberapa asteroid retak akibat tekanan panas saat melintas dekat matahari. Yang lain bertabrakan satu sama lain, memecahkan bongkahan batu dalam prosesnya.

Yang lain lagi mulai berputar pada porosnya, perlahan-lahan berputar begitu cepat sehingga sebagian debunya terlempar.

Terkadang, potongan-potongan asteroid yang lebih besar memenuhi syarat sebagai asteroid, namun di lain waktu mereka diturunkan peringkatnya menjadi meteoroid atau sekadar debu luar angkasa.

Baca juga: Mamalia Purba Tak Musnah Kena Asteroid, Ini Alasannya

Pengertian asteroid

Istilah "asteroid" diciptakan oleh astronom asal Jerman William Herschel pada tahun 1802. Namun, ternyata, asteroid, yang berarti "seperti bintang" dalam bahasa Yunani, adalah istilah yang keliru.

Asteroid bukanlah bola plasma pijar, melainkan benda kecil berbatu yang membawa debu, es, dan terkadang logam.

Simone Marchi, astronom di Southwest Research Institute di Boulder, Colorado, mengatakan bahwa asteroid jelas tidak ada hubungannya dengan bintang. Jadi, awalnya, istilah dan definisi asteroid tidak jelas.

Asteroid diperkirakan terbentuk pada masa awal tata surya, saat Matahari dikelilingi awan debu tebal. Ketika debu ini mendingin selama puluhan juta tahun, ia mulai menyatu menjadi gumpalan yang semakin besar, yang kemudian bertambah massanya saat bertabrakan dan saling menempel.

Baca juga: Hantaman Asteroid Sebabkan Mega-Tsunami di Mars 3,4 Miliar Tahun Lalu

Akhirnya, beberapa dari benda-benda ini memperoleh massa yang cukup untuk menjadi planet. Namun, segelintir sisanya, seperti remah-remah di atas meja, menjadi asteroid.

Saat ini, sebagian besar asteroid di tata surya ditemukan di sabuk asteroid, sebuah lingkaran batu dan debu selebar 225 juta km yang mengorbit di ruang antara Mars dan Jupiter.

Para ilmuwan telah mencatat hampir satu juta objek asteroid sejauh ini. Jutaan lainnya mungkin masih ada, bergantung bagaimana cara menghitungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com