Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/06/2023, 17:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Banyak orang yang memiliki gambaran tentang orang Viking sebagai sosok yang bertubuh tinggi, berambut pirang, bermata biru, dan tidak mengenal ampun.

Tak hanya itu, dalam kisah-kisah yang dituturkan novel, film, komik, dan sebagainya, bangsa Viking juga diidentikkan dengan helm bertanduk yang menakutkan. 

Selama ini, masih banyak kesalahpahaman yang beredar tentang bangsa Viking. Para ahli pun terus berupaya untuk mengungkap kehidupan dan budaya Viking.

Siapa sebenarnya bangsa Viking?

Dilansir dari Live Science, dalam bahasa Nordik Kuno (bahasa yang digunakan orang Viking), Viking adalah perampok laut. 

Baca juga: 5 Mitos Bangsa Viking yang Dikenal Kejam dan Fakta-fakta di Baliknya

Menurut Angus Somerville dan Russell Andrew McDonald, profesor di Brock University, Kanada, sekaligus penulis buku "The Vikings and Their Age", kata "Viking" merupakan uraian pekerjaan yang hanya berlaku untuk sebagian kecil penduduk karena banyak orang di Skandinavia yang tidak ikut serta dalam penyerangan. 

Somerville dan McDonald mengungkapkan, menjadi Viking adalah pekerjaan paruh waktu karena ekspedisi Viking dilakukan secara musiman oleh petani kecil, nelayan, pedagang, kepala suku, dan bangsawan sebagai cara untuk menambah penghasilan dan memperoleh popularitas. 

Sebenarnya, kata "Viking" pun baru disebut-sebut pada abad ke-19, setelah istilah tersebut digunakan secara umum dalam bahasa Inggris, yang dideskripsikan sebagai orang-orang Skandinavia pada periode dari akhir abad ke-8 hingga abad ke-11.

Viking menikah atau memiliki anak dengan orang yang mereka temui. Ini berarti bahwa beberapa orang Viking tidak sepenuhnya keturunan Skandinavia. 

Baca juga: Hilang 1.000 Tahun, Koin Perak Raja Terkenal Bangsa Viking Ditemukan di Hongaria

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature pada tahun 2020 menemukan bahwa terdapat banyak keragaman genetik di wilayah pesisir Skandinavia.

Hal ini pun berkaitan dengan kepercayaan populer bahwa Viking memiliki rambut pirang, sementara penelitian tersebut menemukan bahwa banyak Viking yang memiliki rambut berwarna coklat.

Kapan Zaman Viking berlangsung?

Sejarawan modern menggunakan istilah "Zaman Viking" untuk menggambarkan periode ketika Viking berkembang dan melancarkan penyerbuan. 

Somerville dan McDonald menyebutkan, tahun 793 hingga 1066 sering disebut sebagai periode yang menentukan bagi bangsa Viking, tetapi tanggalnya masih diperdebatkan.

Pada tahun 793, bangsa Viking menyerbu sebuah biara di Lindisfarne, pulau di lepas pantai timur Inggris. Mereka membunuh orang dan merampok sejumlah besar jarahan. 

Baca juga: Pedang Viking yang Terpisah 1.200 Tahun Akhirnya Disatukan

Kemudian, tahun 1066 adalah saat William Sang Penakluk berhasil menginvasi Inggris. Dia memimpin Normandia, orang yang termasuk keturunan Viking. 

Meskipun bangsa Viking berasal dari Skandinavia, mereka melakukan perjalanan dan tinggal di wilayah yang luas. 

Wilayahnya yang paling jauh di barat, yang saat ini dikenal, adalah di L'anse aux Meadows, ujung utara Newfoundland, Amerika Utara.

Meskipun wilayah terdepan ini mungkin hanya digunakan untuk waktu singkat, ada koloni Viking di pantai barat Greenland yang digunakan selama berabad-abad.

Menurut John Haywood, peneliti independen dan penulis buku "North Man: The Viking Saga, 793-1241 M", bangsa Viking juga melakukan perjalanan ke Timur Tengah, mencapai Konstantinopel dan Bagdad pada tahun 830-an.

Baca juga: Pernah Kuasai Greenland, Kenapa Bangsa Viking Lalu Meninggalkannya?

Lebih lanjut, Haywood mengatakan, di Eropa Timur, Viking menaklukkan pemukiman dan membentuk negara yang disebut Rus pada abad ke-9. Namun, Viking tidak berhasil mengepung Konstantinopel pada tahun 860.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com