Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Saja Bahaya Cuaca Panas bagi Kesehatan?

Kompas.com - 28/04/2023, 16:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Saat cuaca panas, kita sangat disarankan untuk menggunakan tabir surya dan pakaian yang melindungi dari sinar ultraviolet (UV).

Namun, jika memungkinkan, hindari paparan sinar matahari saat cuaca panas dengan lebih banyak beraktivitas di dalam ruangan. 

Pasalnya, cuaca panas dapat berpengaruh terhadap tubuh dan menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Berikut adalah penjelasan mengenai bahaya cuaca panas.

Bahaya cuaca panas

Dilansir dari Illinois Department of Public Health, cuaca panas dapat menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan panas yang tingkat keparahannya berkisar dari kram panas yang relatif ringan hingga heatstroke yang mengancam jiwa. 

Baca juga: 8 Gejala Heatstroke yang Terjadi Saat Cuaca Sangat Panas

Di antara fenomena yang berhubungan dengan cuaca, periode cuaca yang sangat panas, yang dikenal sebagai gelombang panas, bahkan merupakan penyebab utama kematian.

Kondisi terkait panas yang paling umum adalah heatstroke, kelelahan akibat panas atau heat exhaustion, kram akibat panas, sengatan matahari, dan ruam panas.

Di antara kondisi tersebut, heatstroke dan heat exhaustion adalah kondisi yang paling serius.

Siapa pun dapat mengembangkan masalah yang berhubungan dengan panas. Namun, kelompok orang tertentu berisiko lebih tinggi selama cuaca yang sangat panas. 

Mereka termasuk orang yang bekerja di luar ruangan, orang lanjut usia (lansia), orang dengan kondisi medis kronis, dan orang yang mengonsumsi obat tertentu.

Baca juga: Bagaimana Fenomena Gelombang Panas Bisa Terjadi?

Mengenal heatstroke dan heat exhaustion 

Dilansir dari Cleveland Clinic, heatstroke didefinisikan sebagai suhu tubuh di atas 40 derajat Celcius. 

Heatstroke adalah bentuk paling parah dari hipertermia atau penyakit yang berhubungan dengan panas. Heatstroke dapat menyebabkan kerusakan otak, kegagalan organ, hingga kematian.

Sementara itu, heat exhaustion diawali dengan udara hangat dan lembap yang menyerap lebih sedikit keringat dari kulit dan membatasi kemampuan tubuh untuk mendinginkan diri dengan berkeringat.

Saat tubuh mengalami dehidrasi, tubuh kekurangan air dan garam esensial yang disebut elektrolit, yang mengurangi kemampuannya untuk berkeringat.

Baca juga: Apa Itu Fenomena Gelombang Panas yang Sedang Melanda Asia Selatan?

Dilansir dari Medical News Today, jika tubuh tidak dapat mendinginkan diri dengan berkeringat, kita mungkin mengalami heat exhaustion.

Gejala heatstroke 

Dilansir dari Mayo Clinic, tanda dan gejala heatstroke yang umum meliputi:

  1. Suhu tubuh tinggi. Suhu inti tubuh 40 derajat C atau lebih tinggi.
  2. Kondisi mental atau perilaku yang berubah. Kebingungan, agitasi, bicara cadel, lekas marah, delirium, kejang, dan koma, semuanya bisa diakibatkan oleh heatstroke.
  3. Perubahan dalam berkeringat. Pada heatstroke yang disebabkan oleh cuaca panas, kulit akan terasa panas dan kering saat disentuh. Namun, pada heatstroke yang disebabkan oleh olahraga berat, kulit mungkin terasa kering atau sedikit lembap.
  4. Mual dan muntah.
  5. Kulit memerah. Kulit mungkin memerah saat suhu tubuh meningkat.
  6. Pernapasan cepat dan pendek.
  7. Detak jantung cepat. Denyut nadi dapat meningkat secara signifikan karena tekanan panas memberikan beban yang luar biasa pada jantung untuk membantu mendinginkan tubuh.
  8. Sakit kepala. 

Baca juga: Kenapa Gelombang Panas Bisa Mematikan?

Berbeda dengan heatstroke, berikut adalah beberapa gejala heat exhaustion:

  1. Pusing, penglihatan kabur, dan sakit kepala.
  2. Demam.
  3. Kelelahan, kelemahan, atau pingsan
  4. Mual dan muntah.
  5. Napas cepat dan pendek.
  6. Berkeringat parah atau berlebihan dan dingin, kulit lembap.
  7. Pergelangan kaki bengkak atau bengkak di kaki dan tangan.
  8. Detak jantung lemah, cepat, dan tekanan darah rendah saat berdiri (hipotensi ortostatik).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com