Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gula Vs Lemak, Mana yang Lebih Buruk untuk Kesehatan?

Kompas.com - 10/02/2023, 19:43 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Mengonsumsi terlalu banyak gula berarti kita mendapatkan asupan kalori yang tinggi sehingga dapat menyebabkan penambahan berat badan. 

Kelebihan berat badan meningkatkan kemungkinan berkembangnya diabetes tipe 2 serta penyakit jantung dan peredaran darah.

Sementara itu, dilansir dari British Heart Foundation (BHF), jika kita makan lemak terlalu banyak, terutama lemak jenuh, kadar kolesterol dapat meningkat. Ini merupakan faktor risiko penyakit jantung dan peredaran darah. 

Jika keduanya dibandingkan, lemak atau gula yang lebih buruk untuk kesehatan?

Baca juga: Ikan Tuna Vs Salmon, Mana yang Lebih Sehat?

Dilansir dari Cleveland Clinic, ahli diet kardiologi preventif, Kate Patton mengatakan, baik lemak maupun gula, tidak ada yang baik untuk kesehatan. Namun, perlu diketahui bahwa lemak dan gula yang dimaksud adalah lemak jenuh, lemak trans, dan gula tambahan.

Lemak yang buruk untuk kesehatan 

Lemak jenuh dan lemak trans buruk bagi kesehatan. Keduanya mendorong tingkat kolesterol low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat. 

Lemak trans meningkatkan kadar kolesterol jahat, menurunkan kadar kolesterol lipoprotein densitas tinggi (HDL) atau kolesterol baik, dan menyebabkan peradangan, yang mempercepat perkembangan penyakit arteri koroner (CAD).

Lemak jenuh banyak ditemukan pada produk hewani. Lemak jenuh juga ditemukan pada minyak tertentu yang berasal dari tumbuhan, termasuk minyak kelapa dan minyak sawit. 

Jika ingin menurunkan kolesterol, direkomendasikan untuk mengonsumsi tidak lebih dari 5 hingga 6 persen kalori sebagai lemak jenuh. 

Baca juga: Olahraga Vs Diet, Mana yang Lebih Baik untuk Menurunkan Berat Badan?

Di sisi lain, tidak ada jumlah lemak trans yang aman dikonsumsi. Lemak trans tidak ditemukan secara alami. Lemak ini adalah produk sampingan dari proses yang mengubah minyak sehat menjadi lemak padat, seperti margarin.

Gula yang buruk untuk kesehatan

Beberapa jenis gula muncul secara alami dalam makanan, seperti buah (fruktosa) dan susu (laktosa). Gula jenis ini aman jika dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan seimbang dan sehat. 

Adapun yang perlu diperhatikan adalah gula tambahan, yakni gula (biasanya sukrosa) yang tidak muncul secara alami dalam makanan, tetapi ditambahkan untuk rasa. 

Gula merupakan daya tarik utama dalam makanan, seperti permen, kue, dan es krim. Gula juga menjadi bahan tersembunyi dalam beberapa makanan, termasuk roti, sereal, dan saus tomat. 

Hal ini membuat kita sangat mudah untuk mengonsumsi gula dalam jumlah besar tanpa disadari. Kelebihan asupan gula dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes, obesitas, dan hipertrigliseridemia.

Baca juga: Menurunkan Berat Badan Vs Menghilangkan Lemak, Apa Bedanya?

Selalu perhatikan konsumsi gula dan lemak

Sebagian besar produk makanan olahan mengandung gula atau lemak untuk perasa. Ini berarti banyak produk rendah gula yang memiliki kandungan lemak tinggi atau produk rendah lemak yang menambahkan gula. 

Oleh sebab itu, sangat disarankan untuk selalu membaca label nutrisi, terutama daftar bahan untuk melacak jumlah gula dan lemak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com