Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaca Pembesar yang Jadi Cikal Bakal Mikroskop, Bagaimana Alat Ini Ditemukan?

Kompas.com - 14/07/2022, 20:02 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Kaca pembesar disebut sebagai salah satu perangkat optik paling kuno, dalam dunia sains. Perangkat ini juga dikenal dengan lup, terdiri dari lensa cembung untuk menghasilkan tampilan lebih jelas suatu objek berukuran kecil.

Cara kerjanya ialah dengan menempatkan lensa ke dekat objek yang akan dilihat. Namun, jarak antara kaca pembesar dengan objek harus disesuaikan dengan tepat. Dengan cara ini sinar cahaya dibelokkan ke arah pusat lensa.

Ketika sinar berbelok, dan mencapai mata lensa akan membuat objek tampak jauh lebih besar dari yang sebenarnya. Ternyata, konsep penggunaan kaca pembesar telah digunakan sejak lama.

Ribuan tahun yang lalu, seperti dilansir dari Encyclopedia, Rabu (11/6/2018) orang Mesir telah menggunakan serpihan kristal atau obsidian, sejenis batu mengkilap untuk melihat objek kecil agar bisa terlihat dengan lebih baik.

Pemimpin Romawi, Kaisar Nero juga diketahui telah menggunakan batu permata untuk melihat aktor di panggung dalam sebuah pementasan yang jaraknya jauh.

Baca juga: Kenapa Kaca Bening? Ini Penjelasannya Menurut Sains

Kaca pembesar pada era tersebut tentu saja berbeda dengan yang kita ketahui saat ini. Lantas, bagaimana sejarah penemuan yang mengubah dunia tersebut?

Menurut catatan, penemuan kaca pembesar diciptakan pertama kali untuk tujuan ilmiah. Seorang filsuf asal Inggris bernama Roger Bacon, diyakini merupakan orang yang menemukan perangkat tersebut. 

Ia menduga bahwa sepotong kaca sebenarnya bisa digunakan untuk melihat benda-benda kecil.

Setelah melakukan serangkaian percobaan, dia berhasil membuktikan kaca yang cembung bisa digunakan untuk melihat benda kecil.

Guiness World Records menyebut, kaca pembesar yang ditemukan Bacon digunakan pada tahun 1268.

Sebelum kaca pembesar ditemukannya, Bacon awalnya lebih banyak berkecimpung di bidang ilmiah. Penelitian dan kontribusi eksperimen yang paling signifikan yang dilakukannya adalah mengenai lensa, serta kualitas uniknya seperti refleksi serta refraksi.

Baca juga: Satu Dekade Jadi Teka-teki, Ahli Ungkap Misteri Potongan Kaca Berserak di Gurun Atacama

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com