Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kaca Pembesar yang Jadi Cikal Bakal Mikroskop, Bagaimana Alat Ini Ditemukan?

KOMPAS.com - Kaca pembesar disebut sebagai salah satu perangkat optik paling kuno, dalam dunia sains. Perangkat ini juga dikenal dengan lup, terdiri dari lensa cembung untuk menghasilkan tampilan lebih jelas suatu objek berukuran kecil.

Cara kerjanya ialah dengan menempatkan lensa ke dekat objek yang akan dilihat. Namun, jarak antara kaca pembesar dengan objek harus disesuaikan dengan tepat. Dengan cara ini sinar cahaya dibelokkan ke arah pusat lensa.

Ketika sinar berbelok, dan mencapai mata lensa akan membuat objek tampak jauh lebih besar dari yang sebenarnya. Ternyata, konsep penggunaan kaca pembesar telah digunakan sejak lama.

Ribuan tahun yang lalu, seperti dilansir dari Encyclopedia, Rabu (11/6/2018) orang Mesir telah menggunakan serpihan kristal atau obsidian, sejenis batu mengkilap untuk melihat objek kecil agar bisa terlihat dengan lebih baik.

Pemimpin Romawi, Kaisar Nero juga diketahui telah menggunakan batu permata untuk melihat aktor di panggung dalam sebuah pementasan yang jaraknya jauh.

Kaca pembesar pada era tersebut tentu saja berbeda dengan yang kita ketahui saat ini. Lantas, bagaimana sejarah penemuan yang mengubah dunia tersebut?

Menurut catatan, penemuan kaca pembesar diciptakan pertama kali untuk tujuan ilmiah. Seorang filsuf asal Inggris bernama Roger Bacon, diyakini merupakan orang yang menemukan perangkat tersebut. 

Ia menduga bahwa sepotong kaca sebenarnya bisa digunakan untuk melihat benda-benda kecil.

Setelah melakukan serangkaian percobaan, dia berhasil membuktikan kaca yang cembung bisa digunakan untuk melihat benda kecil.

Guiness World Records menyebut, kaca pembesar yang ditemukan Bacon digunakan pada tahun 1268.

Sebelum kaca pembesar ditemukannya, Bacon awalnya lebih banyak berkecimpung di bidang ilmiah. Penelitian dan kontribusi eksperimen yang paling signifikan yang dilakukannya adalah mengenai lensa, serta kualitas uniknya seperti refleksi serta refraksi.

Pada awalnya, dia merancang lensa untuk membantu rekan-rekannya yang berusia tua dan mengalami gangguan penglihatan jarak jauh, agar mereka dapat terus membaca dan mengajar di Oxford.

Pasalnya, banyak dari rekannya itu, yang dipaksa keluar dari pekerjaan karena penglihatan mereka yang buruk.

Kemudian, Bacon mengadaptasi penggunaan kaca pembesar sebagai kacamata primitif, sehingga memungkinkan pengajar dengan penglihatan yang buruk untuk melakukan pekerjaannya.

Kaca pembesar cikal bakal mikroskop

Penemuan kaca pembesar merupakan cikal bakal mikroskop majemuk, di mana serangkaian lensa digunakan untuk memfokuskan, memperbesar, dan memfokuskan kembali suatu gambar, salah satu alat dasar yang digunakan dalam kedokteran.

Dilansir dari The New Times, Rabu (17/3/2021), salah satu konsepsi pertama dari sistem perbesaran multi-lensa disebutkan oleh Francastoro dari Verona dalam bukunya Homocentrica tahun 1535.

Ia merinci penggunaan beberapa lensa untuk lebih meningkatkan sifat pembesaran.

Lalu, di tahun 1590 ada kemungkinan bahwa mikroskop majemuk telah dikembangkan. Penemuan itu dikreditkan kepada Zacharias Janssen.

Antony van Leeuwenhoek, kemudian mengembangkan mikroskop lensa tunggal pada akhir tahun 1600-an yang memiliki daya lebih baik daripada mikroskop majemuk.

Sementara pada kaca pembesar lembaran, terdiri dari banyak lensa berbentuk cincin konsentris yang sangat sempit. Kombinasi tersebut berguna sebagai lensa tunggal, yang jauh lebih tipis.

Adapun susunan kaca pembesar ini dikenal sebagai lensa Fresnel, yang dikembangkan oleh seorang fisikawan berkebangsaan Perancis, Augustin-Jean Fresnel untuk diaplikasikan pada mercusuar.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/07/14/200200823/kaca-pembesar-yang-jadi-cikal-bakal-mikroskop-bagaimana-alat-ini-ditemukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke