Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Pilar Utama Pengobatan Gagal Jantung di Indonesia, Apa Itu?

Kompas.com - 30/01/2022, 19:30 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gagal jantung merupkan kondisi ketika jantung tidak mampu memompa darah dan oksigen secara efektif ke seluruh organ tubuh yang membutuhkan.

Penyakit ini menjadi ancaman karena dapat menyebabkan kematian, sehingga perlu segera ditangani dengan tepat.

Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Gagal Jantung dan Cardiometabolic Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dr Siti Elkana Nauli, SpJP(K), FIHA, FAsCC, FHFA mengatakan, bahwa pengobatan pasien gagal jantung bertujuan menurunkan angka kematian, rawat inap berulang di rumah sakit, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

“Mencegah perburukan yaitu membaik secara total, menurunkan kematian, mencegah rawat inap berulang,” kata Nauli saat Webinar Cara Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kardiovaskular, Sabtu (29/1/2022).

Baca juga: Penyakit Jantung Koroner, dari Gejala, Siklus, hingga Penanganan Pertama

Nauli menjelaskan, berdasarkan pedoman tatalaksana gagal jantung di Indonesia yang dikeluarkan oleh PERKI tahun 2020, terdapat tiga pilar utama pengobatan gagal jantung yaitu:

1. RAS (renin angiotensin aldosteron) blocker

Melansir ema.europa.eu, ini merupakan sistem hormon yang mengontrol tekanan darah dan volume cairan dalam tubuh.

Obat-obatan ini termasuk dalam tiga kelas utama, yaitu penghambat reseptor angiotensin (ARB, atau dikenal sebagai sartans), penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE-inhibitors), dan penghambat renin langsung seperti aliskiren.

2. Betablocker

Beta-blocker merupakan kelompok obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan mengobati beragam kondisi pada jantung.

Ini bekerja dengan cara menghambat efek hormon epinephrine atau adrenalin, yaitu hormon yang berfungsi meningkatkan detak jantung dan memicu kerja otot jantung.

3. MRA (mineralo receptor antagonist)

Spironolakton dan eplerenon merupakan antagonis reseptor mineralokortikoid. Senyawa ini memblokir aksi epitel dan nonepitel aldosteron.

Keduanya memengaruhi penurunan tekanan darah, baik sebagai terapi tunggal atau tambahan. Selain itu, masing-masing memberikan manfaat kelangsungan hidup dalam beragam keadaan gagal jantung dan kemungkinan perlindungan ginjal pada penyakit ginjal kronis proteinurik.

Ketiga pengobatan tersebut merupakan lini pertama pengobatan gagal jantung kronik, selama tidak ditemukan adanya kontraindikasi.

Di akhir tahun 2021, Pokja juga mengeluarkan tulisan ilmiah mengenai Sodium Glucose Co-Transporter-2 Inhibitors (SGLT2- i), yang direkomendasikan sebagai tambahan terapi pada pasien gagal jantung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com