Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Hubungan Obesitas dan Gagal Jantung? Ini Penjelasan Dokter Jantung

Kompas.com - 26/11/2021, 16:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kondisi gemuk berlebihan atau obesitas tak boleh diabaikan. Sebab, obesitas dapat menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan, salah satunya gagal jantung.

Namun, bagaimana obesitas bisa memicu seseorang mengalami gagal jantung?

Obesitas adalah suatu kondisi medis yang terjadi ketika seseorang memiliki kelebihan berat badan atau lemak tubuh yang dapat mempengaruhi kesehatannya.

Seseorang didiagnosis obesitas jika memiliki indeks massa tubuh (IMT) atau body mass index (BMI) tinggi.

Obesitas menjadi beban kesehatan secara global, di mana sekitar 800 juta penduduk di dunia mengalami obesitas. Biaya medis untuk obesitas mencapai lebih dari 1 triliun dolar pada tahun 2015.

Baca juga: Berbahaya, Pahami Alasan Pasien Gagal Jantung Tak Boleh Banyak Minum

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Siloam Hospitals Lippo Village DR dr Antonia Anna Lukito SpJP(K), FIHA, FAPSIC, FAsCC, FSCAI mengatakan, banyak yang sering mengabaikan obesitas, tetapi ini biangnya dari banyak penyakit, termasuk gagal jantung.

"Jelas ada hubungannya antara obesitas dan gagal jantung," kata Antonia dalam diskusi daring oleh Siloam Hospitals Liipo Village dan Roche Indonesia bertajuk, Deteksi Dini Penyakit Jantung: Apakah Mungkin?, Kamis (18/11/2021).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI menunjukkan, prevalensi kasus obesitas terus mengalami peningkatan yakni, sekitar 1 dari 3 orang dewasa mengalami obesitas. Sedangkan, 1 dari 5 anak usia 5-15 tahun mengalami obesitas.

Diketahui bahwa peningkatan prevalensi obesitas pada penduduk berusia di atas 18 tahun dari 11,7 persen di tahun 2010 naik menjadi 15,4 persen pada tahun 2013, lalu meningkat lagi menjadi 21,8 persen di tahun 2018. 

Obesitas pada anak-anak  diprediksikan akan meningakt 60 persen pada dekade akan datang, mencapai 250 juta tahun 2030. 

Meskipun data secara menyeluruh belum didapatkan untuk 2020 atau 2021 ini, namun para ahli meyakini jumlah kasus masyarakat yang mengalami obesitas selama kondisi pandemi Covid-19 juga pasti meningkat.

"Angka (prevalensi) obesitas semakin lama semakin tinggi, yang mana obesitas paling banyak adalah kelompok ibu rumah tangga," kata Antonia.

"Obesitas itu sangat berhubungan dengan gagal jantung dengan berbagai cara," tambahnya.

Orang dengan obesitas bisa mengalami atau memicu terjadinya gangguan metabolisme gula, kolesterol, darah tinggi, gangguan prankreas, asam urat, kencing manis, gagal ginjal, mendengkur (ngorok) dan lain sebagainya.

"Itu bahayanya obesitas ya yang bisa membuat banyak kondisi penyakit bahaya, yang itu pada akhirnya berakibat pada gagal jantung," jelasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com