KOMPAS.com - Gagal jantung merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang dapat mengancam jiwa.
Hasil penelitian "Heart failure across Asia: Same healthcare burden but differences in organization of care" yang dipublikasikan di International Journal of Cardiology menunjukkan bahwa jumlah penderita gagal jantung di Indonesia sebesar lima persen dari total jumlah penduduk, dengan rata-rata usia pasien 58 tahun.
Gagal jantung menyebabkan otot jantung tidak mampu memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan darah dan oksigen pada tubuh, yang membutuhkan penanganan cepat dan tepat.
Baca juga: Kapan Anak Memerlukan Tambahan Suplemen?
Ketua Kelompok Kerja Gagal Jantung Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dr. Siti Elkana Nauli, SpJP(K), FIHA, FAsCC, FHFA menjelaskan, gagal jantung tidak hanya memakan biaya pengobatan mahal, tapi penderitanya harus mengonsumsi obat jangka panjang, bahkan seumur hidup.
Untuk itu, setiap orang harus memahami dan mewaspadai penyakit ini.
Jantung mempunyai dua pompa yang terbagi di bagian kiri dan kanan, yang berperan memompa darah ke seluruh tubuh.
Kondisi gagal jantung berkaitan dengan berkurangnya kemampuan jantung untuk memompa darah atau berkurangnya kapasitas jantung untuk menerima darah.
“Karena kemampuan untuk memompa darah berkurang, maka volume darah juga akan berkurang. Sehingga membuat jantung tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen untuk tubuh,” kata Nauli dalam webinar Cara Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kardiovaskular, Sabtu (29/1/2022).
Baca juga: Kenali Tanda Awal Stunting pada Anak
Nauli memaparkan sejumlah gejala dari gagal jantung, seperti
“Tanda yang tidak disadari mudah pusing, karena gangguan pompa jantung lemah sehingga tidak sampai ke otak,” ujar dia.
Adapun komplikasi dari gagal jantung dapat menyebabkan gagal sirkulasi, gagal ginjal, stroke, aritmia, dan kematian mendadak.
Baca juga: Apa Penyebab Jantung Berdebar Kencang?
Risiko gagal jantung meningkat pada kondisi hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes, riwayat keluarga dengan kardiomiopati, paparan toksin, penyakit jantung katup, gangguan fungsi tiroid, dan sindrom metabolik.
Beberapa faktor risiko yang membuat seseorang dapat mengalami gagal jantung, seperti
Kondisi-kondisi tersebut dapat membuat penyempitan pembuluh darah yang menyebabkan nyeri dada, dan berlanjut ke serangan jantung.
Seseorang yang telah mengalami gagal jantung pertama, ditambah dengan tekanan darah tinggi atau penyakit penyerta lainnya, dapat memperburuk kondisi.