Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukti Pertama Biji Pinus yang Bertunas Ditemukan Memfosil di Batu Ambar

Kompas.com - 14/12/2021, 08:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Perkecambahan benih biasanya terjadi di tanah setelah benih jatuh. Namun, peneliti rupanya menemukan bukti menarik pada fosil biji pinus yang berusia 40 juta tahun.

Peneliti menyebut kalau biji pinus yang terawetkan dalam batu ambar itu mengalami perkecambahan dewasa sebelum waktunya atau yang disebut viviparitas.

Kondisi tersebut terjadi ketika benih bertunas sebelum meninggalkan buah.

Baca juga: Peneliti Temukan Kepiting Era Dinosaurus Terjebak di Batu Ambar

Mengutip CNN, Senin (13/12/2021) dalam batu ambar tersebut, peneliti melihat adanya beberapa embrio yang muncul dari kerucut Pinus Cembrifolia yang sudah punah itu.

Temuan ini pun menjadikannya sebagai bukti fosil pertama biji pinus yang bertunas.

"Itulah bagian dari apa yang membuat penemuan begitu menarik. Bahkan lebih dari itu, fosil adalah catatan fosil pertama viviparitas tanaman yang melibatkan perkecambahan biji," kata George Poinar Jr., ahli paleobiologi Oregon State College of Science dan penulis studi.

Perkecambahan sebelum waktunya di kerucut pinus sangat langka. Hanya ada satu contoh alami dari kondisi ini yang telah dijelaskan dalam literatur ilmiah pada tahun 1965.

Beberapa penemuan paleontologi yang paling luar biasa dalam beberap terakhir memang ditemukan di batu ambar.

Sebut saja ekor dinosaurus, bagian dari burung primitif, serangga, kadal, dan bunga, semuanya ditemukan terawetkan dalam gumpalan resin pohon yang berasal dari jutaan tahun lalu.

Hewan serta tumbuhan itu terlihat seperti baru saja mati dan sering kali terawetkan dengan indah, detil pun masih utuh dan tak hilang.

Pada kasus biji pinus ini, Poinar menjelaskan kalau biji pinus kemungkinan terawetkan dalam batu ambar setelah bersentuhan dengan getah pohon yang lengket.

Baca juga: Langka Dijumpai, Ahli Temukan Fosil Mahluk Nyaris Abadi Tardigrade di Batu Ambar

Poinar sendiri telah bekerja dengan fosil amber selama beberapa dekade. Ia menemukan dalam studinya tahun 1982, bahwa ambar dapat mengawetkan struktur intraseluler organisme yang terperangkat di dalamnya.

Penemuannya itu kemudian menginspirasi buku dan film sains fiksi Jurassic Park, di mana DNA dinosaurus diekstraksi dari nyamuk yang terperangkap dalam ambar untuk menciptakan kembali mahluk prasejarah.

Studi dipublikasikan di Historical Biology.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com