Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Temukan Kepiting Era Dinosaurus Terjebak di Batu Ambar

Kompas.com - 21/10/2021, 21:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apakah ada kepiting di era dinosaurus? jika ada seperti apa bentuknya?. Pertanyaan itu akhirnya bisa terjawab setelah peneliti menemukan fosil hewan tersebut terperangkap dalam batu ambar.

Peneliti menyebut kalau temuan organisme akuatik jarang terjadi, sehingga fosil kepiting bisa memberikan gambaran unik tentang anatomi, biologi, dan ekologi organisme ini.

Selain itu, temuan fosil kepiting ini merupakan temuan pertama dari era dinosaurus sekaligus fosil kepiting terlengkap yang pernah ditemukan.

Baca juga: 4 Spesies Kepiting Baru, dari Berbulu Banyak hingga Seperti Perhiasan

Mengutip Independent, Kamis (21/10/2021) tim peneliti internasional menggunakan CT mikro untuk memeriksa dan mendeskripsikan fosil Cretapsara athanata yang berusia 100 juta tahun. Cretapsara athanata sendiri berarti roh abadi dari awan dan air.

Hasil analisis peneliti menemukan, jika tubuhnya masih dalam kondisi baik, termasuk cangkang, mata, capit, dan bahkan insangnya. Cretapsara juga tampak sangat modern.

Krustasea kecil ini juga diyakini sebagai nenek moyang kepiting merah modern yang melakukan migrasi untuk berkembang biak.

"Spesimennya spektakuler, ini satu-satunya. Ini benar-benar lengkap dan tidak ada satu rambut pun yang hilang di tubuhnya yang luar biasa," kata penulis utama Javier Luque, peneliti postdoctoral di Department of Organismic and Evolutionary Biology, Universitas Harvard.

Luque pun menyebut jika semakin mempelajarinya, semakin ia menyadari bahwa hewan tersebut sangat istimewa dalam banyak hal.

Salah satunya adalah peneliti menemukan adanya insang yang berkembang dengan baik, tapi di sisi lain mereka tak memiliki jaringan paru-paru. Hal ini menunjukkan, jika hewan tak sepenuhnya tinggal di darat melainkan juga di lingkungan akuatik atau semi akuatik.

"Sekarang kami berurusan dengan hewan yang kemungkinan bukan hanya tinggal laut, tetapi juga tidak sepenuhnya terestrial," jelas Luque.

Baca juga: 4 Fakta Diplodocus, Salah Satu Dinosaurus Terpanjang

Hal tersebut membuat peneliti berpendapat jika Cretapsara kemungkinan merupakan hewan semi terestrial yang bermigrasi dari air ke darat, seperti yang terjadi pada kepiting merah Pulau Christmas.

Kepiting merah diketahui melepaskan bayinya ke laut kemudian berkerumunan keluar dari air kembali ke darat.

Cretapsara bisa juga merupakan pemanjat pohon. Hal ini mungkin bisa menjadi penjelasan mengapa mereka bisa terjebak dalam batu ambar.

Studi ini pun akhirnya mampu menjembatani kesenjangan dan menegaskan bahwa mereka benar-benar menginvasi daratan dan air tawar selama era dinosaurus.

Temuan dipublikasikan di Science Advances.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com