KOMPAS.com – Plasenta adalah organ yang berkembang di dalam rahim selama kehamilan. Bayi atau janin yang berada dalm rahim akan memperoleh cadangan cairan dan nutrisi dari plasenta.
Plasenta menempel pada dinding rahim dan tali pusar bayi muncul darinya. Organ ini umumnya menempel di bagian atas, samping, depan, atau belakang rahim.
Dalam kondisi yang jarang terjadi, plasenta dapt menempel di bagian bawah rahim. Kasus tersebut disebut dengan plasenta letak rendah (plasenta previa).
Dilansir dari Mayo Clinic, terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi kesehatan plasenta, yakni sebagai berikut:
1. Usia ibu
Beberapa masalah plasenta lebih sering terjadi pada wanita hamil yang berusia di atas 40 tahun.
Baca juga: Sulit Hamil, Bisa Jadi Pria yang Alami Infertilitas
2. Air ketuban
Selama kehamilan, bayi dikelilingi dan diberi bantalan oleh selaput berisi cairan yang disebut kantung ketuban.
Jika kantung bocor atau pecah sebelum persalinan, risiko terjadinya masalah plasenta pun akan meningkat.
3. Tekanan darah tinggi
Wanita hamil yang memiliki tekanan darah tinggi dapat memengaruhi plasenta dan menimbulkan masalah.
4. Pembekuan darah
Setiap kondisi kesehatan yang dapat mengganggu kemampuan darah untuk menggumpah atau meningkatkan kemungkinan pembekuan juga akan meningkatkan risiko masalah plasenta.
5. Operasi rahim
Jika seseorang memiliki masalah plasenta selama kehamilan sebelumnya dan sempat menjalani operasi rahim, kemungkinan untuk mengalami masalah plasenta lagi menjadi lebih tinggi.
Baca juga: Mengenal Hamil Anggur, Siapa yang Berisiko Mengalaminya?