Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Bendungan, Indonesia Kalah Telak dari China dan Korsel

Kompas.com - 16/10/2023, 16:30 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja mengungkapkan, jumlah bendungan di Indonesia masih kalah jauh dari China dan Korea Selatan (Korsel).

Hal ini disampaikan Endra dalam live Youtube "Kolaborasi Global Antisipasi Krisis Air Dampak Perubahan Iklim", Senin (16/10/2023).

"Sebetulnya, ini tidak banyak kalau kita compare (bandingkan) dengan negara lain ya, misalkan Korea itu ada sekitar 3.000-an bendungannya, nah seluas Jawa Tengah saja punya bendungan 3.000, kecil, sedang, dan besar," ucap Endra.

"Nah, kemudian di China, kalau kita compare itu apalagi jauh sekali ya. Jadi, China punya 98.000 bendungan," sambungnya.

Baca juga: Waskita Garap Proyek Bendungan Karangnongko, Kelar Akhir 2026

Sementara di Indonesia, hanya ada tambahan 61 bendungan yang dibangun mulai tahun 2014 hingga 2024.

Kata Endra, artinya Indonesia hanya punya 230 bendungan sebelum tahun 2014. Sementara ditambah dengan 61 bendungan menjadi 300 bendungan.

"Nah, ini keliatannya banyak, tapi sama sekali tidak," lanjutnya.

Bahkan, apabila bendungan besar yang sejumlah 300 unit tersebut ditambah dengan bendungan sedang maupun kecil, serta embung pun tak sampai 3.000 atau 4.000 unit.

"Jadi, tidak sampai 10 persen dari apa yang dimiliki China. Artinya, kita membangun terlihat banyak, tapi sebetulnya masih jauh dari cukup," katanya lagi.

Nah, hal inilah yang ke depannya akan terus ditambah oleh Pemerintah melalui Kementerian PUPR terkait tampungan air.

Endra memberikan contoh, di Nusa Tenggara Timur (NTT), persyaratan kesejahteraan rakyat dilihat dari tercukupinya ketersediaan air.

"Tanpa air yang cukup, tanpa air yang disediakan sepanjang waktu saya kira memang berat untuk wilayah-wilayah atau provinsi yang memang sangat sensitif terhadap isu air ini, apalagi ditambah dengan perubahan iklim," tuntas Endra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com