Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata, Bikin Bendung Tanpa Alat Berat Bisa Dilakukan

Kompas.com - 14/08/2023, 21:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah melahirkan sejumlah inovasi teknologi dalam pembangunan infrastruktur.

Salah satunya pada sektor sumber daya air (SDA) berupa telah teknologi bendung modular.

Sebagaimana dilansir dari unggahan akun Instagram Kementerian PUPR @kemenpupr, Senin (14/8/2023), teknologi ini dikembangkan oleh Kementerian PUPR dan patennya telah terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

Keunggulannya, dari segi mutu konstruksi dan biaya serta direkomendasikan untuk diterapkan pada sungai upper middle reach dengan tipe material sedimen yang dominan berupa pasir halus sampai kerikil.

Baca juga: Mengenal FBAS, Teknologi Anti-bau yang Digunakan di IPAL Pekanbaru

Pada tahun 2018, Kementerian PUPR telah membangun Bendung Modular di Sungai Gugubali, Desa Tiley, Pulau Morotai dengan lebar kurang lebih 30 meter dan untuk mengairi daerah irigasi seluas 300 hektar.

Bendung ini terbuat dari susunan blok-blok beton tipe Pusair yang saling mengikat dan mengunci.

Sehingga, membentuk struktur ambang (menaikkan muka air) dan pelimpah bendung. Berat per unit blok beton sekitar 170 kilogram sehingga masih dapat diangkat secara manual oleh 2-3 orang dan tidak memerlukan alat berat.

Struktur ini juga sangat bermanfaat untuk pekerjaan konstruksi di remote area.

Pembangunan jaringan irigasi dengan menggunakan konsep bendung modular memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan bendung konvensional. 

Ini di antaranya sambungan saluran irigasi kuat dan cukup kedap untuk meminimalisasi kehilangan air akibat terjadinya longsor dinding saluran, struktur dapat beradaptasi dengan perubahan dasar sungai (fleksibel).

Lalu kerusakan yang terjadi pada bangunan bendung/bangunan pengendali dasar sungai dapat diganti sesuai dengan bagian-bagian yang mengalami depresiasi (modular), serta strukturnya terbagi-bagi menjadi beberapa segmen (segmental).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com