Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Lippo Group Gembar-gembor Meikarta Laku 100.000 Unit yang Ternyata Palsu...

Kompas.com - 14/02/2023, 09:32 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Mei tahun 2017, Lippo Group meluncurkan proyek apartemen Meikarta di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Megaproyek yang ditaksir menelan biaya sebesar Rp 278 triliun itu diperkenalkan secara bombastis demi menarik perhatian calon pembeli.

Menggembar-gemborkan bahwa apartemen Meikarta sudah terjual 100.000 unit tampaknya menjadi salah satu strategi pemasarannya.

Pasalnya, Chief Marketing Officer Lippo Homes Jopy Rusli pernah mengatakan, respons konsumen terhadap proyek tersebut cukup baik dan menggembirakan.

"Saya lihat yang tercatat sudah 99.300 unit, hampir 100.000 unit (terjual)," ujarnya saat peluncuran Meikarta di Orange County, Kamis (17/8/2017), dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Baca juga: Drama Meikarta, Konsumen Dipaksa Pindah Unit hingga Sempat Di-endorse Luhut

Tak lama berselang, CEO Lippo Group James Riady juga mengeklaim bahwa proyek Meikarta telah menuai kesuksesan karena mampu menyedot perhatian masyarakat.

Selain yang membeli unit melalui pengambilan Nomor Urut Pemesanan (NUP), konsumen yang telah meninjau proyek secara langsung juga mencapai ratusan ribu.

"Sampai sekarang sudah terjual 130.000 unit dengan 32.000 unit di antaranya sudah Kredit Pemilikan Apartemen (KPA)," ujar James saat talkshow BTN Golden Property Awards di Hotel Raffles Jakarta, Senin (11/9/2017), dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Namun, seiring berjalannya waktu dan munculnya polemik dalam pengembangan Meikarta, kini terkuak bahwa klaim ratusan ribu unit terjual yang digembar-gemborkan Lippo Group hanya bualan.

Hal itu terungkap saat Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) Ketut Budi Wijaya menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI, Senin (13/2/2023).

"Memang pernah disampaikan ada pesanan mencapai 100.000 unit. Tapi sebetulnya setelah kami telusuri, terakhir itu totalnya adalah 18.000 unit," bebernya, dikutip dari kanal Youtube Komisi VI DPR RI.

Menurut dia, terdapat kesalahan pada konsorsium awal proyek Meikarta sehingga terjadi penggelembungan angka.

Baca juga: Berkaca dari Pembeli Meikarta yang Digugat Lippo, Pemerintah Siapkan Skema Penjaminan

Karena disebutkan bahwa saham PT Mahkota Sentosa Utama (MSU) selaku pengembang Meikarta dimiliki oleh konsorsium dari luar negeri sebesar 51 persen, sedangkan LPCK memiliki saham 49 persen.

Namun, pada akhir 2018, konsorsium dari luar negeri itu diklaim menghilang atau meninggalkan proyek apartemen Meikarta sehingga menyisakan LPCK.

"100.000 (unit) ini ternyata banyak sekali yang dibuat double (oleh) agent-agent sales (properti). Waktu pertama kali project ini di-launch, banyak sekali agen-agen properti yang direkrut konsorsium ini. Jadi, angka mereka (konsorsium awal) menggelembung besar dan itu tujuannya untuk mendapatkan komisi," terangnya.

Dengan demikian, angka yang valid mengenai unit apartemen yang terjual adalah 18.000 unit, bukan 100.000 unit.

"Kami audit satu-satu, ternyata kesimpulannya yang valid atau pesanan yang benar-benar terjadi atau memang ada orang yang membeli yaitu 18.000 (unit)," tandasnya.

Adapun dari 18.000 unit tersebut, sebanyak 4.800 unit itu telah diserahterimakan kepada konsumen sejak Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada Desember 2020 hingga tahun 2022.

"(Target penyerahan unit sesuai PKPU) Tahun 2023 sebanyak 2.200 unit, tahun 2024 sebanyak 3.400 unit, tahun 2025 sebanyak 3.000 unit, tahun 2026 sebanyak 3.100 unit, dan sisanya akan diserahkan pada tahun 2027," pungkas Ketut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com