JAKARTA, KOMPAS.com - Genteng merupakan bagian terpenting dalam sebuah bangunan atau rumah. Hampir setiap rumah di dunia ini menggunakan genteng sebagai atap. Genteng berfungsi melindungi rumah beserta penghuninya dari panas, hujan, polusi, serta serangan benda lainnya.
Ada berbagai jenis genteng yang digunakan untuk bangunan. Setiap genteng tersebut terbuat dari material berbeda, di antaranya genteng keramik, genteng tanah liat, genteng beton, dan genteng metal.
Baca juga: Atap Rumah Bocor Saat Hujan, Apa yang Harus Dilakukan?
Masing-masing genteng ini memiliki keunggulan dan kekurangan serta harga yang berbeda. Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini jenis-jenis genteng yang biasa digunakan di setiap rumah, khususnya di Indonesia.
Sesuai dengan namanya, genteng ini terbuat dari material tanah liat dengan melalui proses pembakaran. Jenis genteng ini paling banyak digunakan sebagai atap rumah di Indonesia.
Baca juga: Penting untuk Membersihkan Atap Rumah Secara Rutin, Begini Caranya
Genteng tanah liat cocok digunakan untuk model rumah apa pun karena desainnya yang universal, ditambah harganya lebih terjangkau dibanding jenis genteng lainnya. Selain itu, genteng ini mempunyai ketahanan yang lama, bahkan hingga puluhan tahun.
Namun, kelemahannya, genteng tanah liat mudah berjamur bila tidak dilapisi cat pelapis khusus dan mudah terlepas saat dipasang apabila tertiup angin. Karena itu, perlu teliti saat menyusun atau memasangnya.
Baca juga: Trik Mendekorasi Plafon Dengan Biaya Minim
Genteng keramik terbuat dari campuran material keramik dan tanah liat dengan hasil akhir penambahan lapisan pewarna glazur sehingga terlihat lebih mengkilap serta mewah. Jenis genteng ini memiliki banyak pilihan warna menarik yang disesuaikan dengan desain rumah.
Genteng keramik banyak digunakan untuk desain rumah modern dan mewah. Genteng ini dapat membuat bangunan atau rumah tampak lebih bagus dan terawat.
Baca juga: 15 Penyebab Mengapa Cat Dinding dan Plafon Mengelupas
Selain itu, genteng keramik memiliki ketahanan lama, termasuk untuk warnanya, ramah lingkungan, dan perawatan yang mudah. Meski demikian, genteng keramik memiliki harga yang mahal serta tingkat kesulitan cukup besar ketika memasangnya.
Mempunyai bentuk atau tampilan yang mirip dengan seng, genteng metal sebetulnya terbuat dari material baja atau logam antikarat. Dibanding jenis genteng lainnya, genteng metal memiliki bobot yang ringan, antipecah, anti-lumut, juga tahan terhadap api.
Baca juga: Mengecat Plafon, Cara Lain untuk Lebih Hidupkan Ruangan
Sedangkan, untuk kekurangannya, genteng metal mempunyai material yang mudah menyerap panas serta berisik saat terkena hujan dan benda lainnya.
Jenis genteng ini biasa digunakan untuk rumah minimalis. Genteng beton terbuat dari material semen, pasir, dan fly ash—abu bekas pembakaran batubara. Material itu membuat genteng beton memiliki kekokohan dan ketahanan yang lama atau awet.
Baca juga: Hal yang Perlu Diketahui Mengenai Retakan pada Plafon
Genteng ini juga memiliki keunggulan tahan terhadap cuaca dan api, tidak mudah bocor atau retak, serta tahan lapuk. Namun, kekurangannya, genteng buton mempunyai bobot berat, harga yang mahal, serta mudah berlumut atau ditumbuhi tumbuhan liar sehingga membutuhkan perawatan lebih.
Genteng yang terbuat dari campuran bahan aspal dan serat kayu ini makin banyak digunakan untuk atap rumah di Indonesia, terlebih desain rumah minimalis. Genteng aspal tersedia dalam dua model, bergelombang dan datar.
Baca juga: Cara Membasmi Tikus yang Bersarang di Plafon Rumah
Genteng aspal diklaim memiliki keunggulan antibocor, tahan panas dan api, tahan terhadap guncangan dan angin, mampu meredam suara, bobot yang ringan, juga antijamur.
Di balik kelebihan itu, genteng aspal memiliki kekurangan seperti harganya yang mahal dan pemasangannya yang rumit sehingga perlu meminta bantuan ahli atau profesional. Genteng aspal tidak bisa dipasangan sembarangan oleh tukang bangunan.
Baca juga: Kebiasaan Orang yang Memiliki Rumah Bersih dan Rapi, Perlu Ditiru
Asbes juga banyak digunakan sebagai genteng atau atap rumah di Indonesia. Harganya yang murah, bobotnya ringan, serta pemasangannya yang mudah membuat genteng asbes banyak dipilih.
Sayangnya, genteng yang terbuat dari enam gabungan mineral silikat alam itu memiliki kekurangan, di antaranya mudah pecah dan terlepas, tidak tahan panas sehingga membuat kondisi rumah terasa panas dan tak nyaman, serta materialnya tidak baik bagi kesehatan.
Baca juga: Di Mana Seharusnya Meletakkan Produk Pembersih di Rumah?
Sejumlah penelitian menemukan, menghirup asbes atau serat asbes yang terlepas, lalu terhirup, dalam jangka panjang bisa menimbulkan risiko kesehatan pada pernapasan seperti asbestosis—penyakit pernapasan serius—bahkan kanker paru-paru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.