Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Kompas.com - 13/05/2024, 18:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com - Hujan deras di beberapa provinsi Afghanistan pada Jumat (10/5/2024) menewaskan lebih dari 300 orang.

Pada Senin (13/5/2024) ini, warga serta petugas penyelamat berusaha mencari korban yang hilang di beberapa daeerah terdampak.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memperingatkan pemerintah Taliban dan organisasi nirlaba bahwa jumlah korban tewas dapat meningkat secara signifikan.

Baca juga: Banjir Bandang di Afghanistan Tewaskan 33 Orang dan 27 Luka-luka

Samiullah Omari telah menemukan jenazah tujuh kerabatnya, namun paman dan cucu pamannya masih hilang.

"Kami telah mencari tetapi kami belum menemukan mereka," kata seorang buruh harian berusia 24 tahun tersebut kepada AFP di desanya Fulool.

Selama beberapa kilometer di sekitarnya, lumpur menutupi segalanya, puing-puing dan sisa-sisa hewan ternak menonjol keluar dari lumpur coklat tebal tempat rumah-rumah yang dulu berdiri.

Baik Omari maupun ayahnya yang berusia 70 tahun belum pernah melihat banjir yang menimbulkan malapetaka seperti itu.

WHO telah memperingatkan peningkatan kasus penyakit yang ditularkan melalui air di wilayah yang terkena dampak banjir.

Baca juga: Ini Cerita Hakim Perempuan Afghanistan yang Bersembunyi Takut Pembalasan Taliban

Di negara yang sistem kesehatannya sudah lemah, beberapa fasilitas kesehatan tidak dapat beroperasi karena banjir, yang merusak atau menghancurkan ribuan rumah dan membanjiri lahan pertanian.

"Tingkat kerusakan sepenuhnya belum diketahui, dan negara ini kekurangan sumber daya yang diperlukan untuk menangani bencana sebesar ini," katanya dalam laporan situasi pada hari Minggu.

Omari dan sekitar 70 warga desa lainnya mengungsi di sebuah rumah di dataran tinggi.

"Tuhan melindungi kami bersama 60-70 orang dan kami selamat," katanya, namun rumah dan seluruh harta bendanya telah hanyut, sedangkan yang tersisa hanyalah pakaian di punggungnya.

Usai bencana, bantuan yang terbatas telah tiba dari badan-badan pemerintah Taliban dan beberapa lembaga kemanusiaan.

Pengiriman bantuan itu juga harus berjuang melewati jalan yang tersapu air selama berjam-jam untuk mencapai desa terpencil dengan membawa makanan dan air.

Sementara tenda-tenda telah didirikan di dekat desa untuk memberikan bantuan kesehatan, ketika pejabat pemerintah melakukan survei terhadap kerusakan yang terjadi.

Baca juga: Siswa Korban Gempa Afghanistan Masih Belajar di Sekolah Darurat

"Kami berharap tempat perlindungan akan disediakan bagi kami," kata Omari, seraya menambahkan bahwa perempuan dan anak-anak telah “tersebar” ke daerah lain untuk tinggal bersama kerabat mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com