Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cerita Hakim Perempuan Afghanistan yang Bersembunyi Takut Pembalasan Taliban

Kompas.com - 08/04/2024, 10:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Salah satu hakim perempuan di Afghanistan berusia 48 tahun ini menceritakan hidupnya dalam ketakutan usai Taliban berkuasa di Afghanistan.

Dia adalah Aafia (nama samaran) yang kini hidupnya telah berubah sejak Taliban menguasai negara tesebut pada Agustus 2021.

Selama 2,5 tahun ini, dia hidup bersembunyi lantaran takut Taliban akan melacak dan membunuhnya.

Baca juga: Dua Wanita Berpakaian Burqa Ini Menyanyi untuk Menentang Taliban

"Saya sangat marah. Tanpa alasan, saya menangis. Saya tidak bisa tidur karena ketakutan dan stres," katanya kepada The Independent dari lokasi rahasianya di Afghanistan.

Kenapa Aafia takut dan marah?

Sebagaimana diberitakan The Independent pada Minggu (7/4/2024), Aafia takut karena Taliban berkuasa di Afghanistan dan kelompok tersebut membebaskan ribuan tahanan.

Banyak para tahanan atau penjahat yang di kirim ke penjara termasuk senior Al-Qaeda akan melacaknya dan membalas dendam.

Namun, penderitaan Aafia juga dialami hakim lain di Afghanistan.

Juru kampanye Marzia Babakarkhail, mantan hakim pengadilan keluarga di Afghanistan yang sekarang tinggal di Inggris, mengatakan lebih dari 180 hakim telah melarikan diri dari Afghanistan sejak Taliban merebut kekuasaan.

Para hakim melarikan diri ke negara-negara seperti Inggris, AS, Kanada, Jerman dan Prancis.

Sebelas hakim perempuan lainnya diyakini telah melarikan diri ke Pakistan, tempat yang lebih mudah untuk memproses permohonan suaka di negara lain.

Namun Aafia adalah satu dari lebih dari 40 hakim perempuan yang tidak bisa lepas dari rezim fundamentalis dan masih terjebak dalam persembunyian di Afghanistan.

Baca juga: Taliban Larang Perempuan Kerja di TV jika Tak Tutupi Wajahnya

Kesehatan mereka memburuk karena kesulitan mendapatkan makanan, uang atau layanan kesehatan.

Aafia mengatakan kepada The Independent bahwa dia terpaksa pindah setiap beberapa hari bersama keluarganya untuk memastikan mereka aman.

"Gigi saya tanggal karena stres. Saya tidak bisa pergi ke dokter atau dokter gigi karena saya berisiko tertangkap Taliban. Banyak hakim yang juga kehilangan giginya," tutur dia.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com