Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Wanita Berpakaian Burqa Ini Menyanyi untuk Menentang Taliban

Kompas.com - 09/03/2024, 20:46 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber BBC

KABUL, KOMPAS.com - Dua perempuan bersaudara ini tak mau berdiam diri dengan keadaan di Afghanistan yang telah dikuasai oleh Taliban.

Mereka berdua termasuk di antara jutaan perempuan di Afghanistan yang secara langsung merasakan rezim baru pemerintahan Taliban.

Karena kebebasan perempuan dibatasi, maka mereka berusaha melawan dengan gerakan menyanyi di media sosial yang dikenal sebagai Last Torch.

Baca juga: Taliban Larang Perempuan Kerja di TV jika Tak Tutupi Wajahnya

"Kami akan menyanyikan lagu ini, tapi hal ini bisa mengorbankan nyawa kami," kata salah satu dari mereka dalam rekaman video, sebelum mereka memulai lagunya, dikutip dari BBC pada Sabtu (9/3/2024).

Video tersebut dirilis pada Agustus 2021, hanya beberapa hari setelah pengambilalihan Taliban, dan dengan cepat menjadi viral di Facebook dan WhatsApp.

Tanpa latar belakang musik apa pun, kakak beradik ini yang mengenakan burqa untuk menyembunyikan identitas mereka menjadi fenomena musik di negara tersebut.

"Perjuangan kami dimulai tepat di bawah bendera Taliban dan melawan Taliban," kata Shaqayeq (bukan nama sebenarnya), anggota muda dari keduanya.

"Sebelum Taliban berkuasa, kami belum pernah menulis satu puisi pun. Inilah yang dilakukan Taliban terhadap kami," imbuh dia.

Setelah kembali berkuasa, Taliban membutuhkan waktu kurang dari 20 hari untuk mengimplementasikan visi uniknya untuk Afghanistan.

Baca juga: 4 Pejuang Taliban Tewas dalam Serangan di Bandara Kabul

Menerapkan Syariah (hukum agama Islam) dalam kehidupan sehari-hari dan membatasi akses perempuan terhadap pendidikan merupakan salah satu prioritas mereka.

Perempuan turun ke jalan di Kabul dan kota-kota besar lainnya untuk melakukan perlawanan, namun mereka menghadapi tindakan keras.

"Perempuan adalah harapan terakhir yang bisa kami lihat," kata Shaqayeq.

"Itulah sebabnya kami memutuskan untuk menyebut diri kami sebagai Obor Terakhir. Berpikir bahwa kami tidak akan bisa pergi ke mana pun, kami memutuskan untuk memulai protes rahasia dari rumah," jelas dia.

Pasangan ini segera merilis lagu lain, dinyanyikan dengan burqa biru, seperti lagu pertama.

Salah satunya adalah puisi terkenal karya mendiang Nadia Anjuman, yang menulisnya sebagai protes terhadap pengambilalihan pertama oleh Taliban pada 1996.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com