Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Minggu Serang RS Al-Shifa, Israel Klaim Temukan Senjata dan Dokumen Intelijen

Kompas.com - 01/04/2024, 16:31 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber BBC

GAZA, KOMPAS.com - Pasukan Israel telah keluar atau meninggalkan rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza pada Senin (1/4/2024).

Rumah sakit tersebut kini kondisinya hancur akibat operasi yang dilancarkan militer Israel selama dua minggu.

Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), pasukan tersebut mengeklaim membunuh milisi dan menemukan banyak senjata serta dokumen intelijen di daerah tersebut.

Baca juga: Hari Ini Tank Israel Mundur dari RS Al-Shifa

Penggerebekan itu terjadi setelah Israel mengatakan bahwa mereka memiliki data intelijen yang mengindikasikan Hamas menggunakan RS tersebut sebagai basis untuk melancarkan serangan.

Namun, Hamas membantah menggunakan situs medis untuk melakukan operasi militernya.

Sebagaimana diberitakan BBC, pertempuran sengit terjadi di sekitar rumah sakit tersebut yang merupakan rumah sakit terbesar di Gaza, dalam beberapa pekan terakhir.

Dalam sebuah pernyataan setelah penarikan pasukannya pada hari Senin ini, IDF mengatakan, pasukannya telah menyelesaikan aktivitas operasional yang tepat di area RS Shifa dan keluar dari area tersebut.

"Tentara membunuh teroris dalam pertempuran jarak dekat, menemukan banyak senjata dan dokumen intelijen di seluruh rumah sakit, sekaligus mencegah bahaya bagi warga sipil, pasien, dan tim medis," terang IDF.

Sebelumnya, laporan media Palestina mengatakan, puluhan mayat ditemukan di sekitar kompleks tersebut, mengutip para saksi dan kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.

Baca juga: 4 Tewas, 17 Orang Terluka akibat Serangan Israel di RS Gaza

BBC belum memverifikasi laporan tersebut. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, 21 pasien meninggal di Al-Shifa dalam dua minggu terakhir.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, lebih dari 200 militan terbunuh.

Ketika penggerebekan pertama kali diumumkan, kepala juru bicara IDF Daniel Hagari menuturkan, Hamas telah berkumpul kembali di dalam rumah sakit Al-Shifa.

IDF kemudian mengatakan bahwa mereka melancarkan operasi dengan target yang presisi di halaman rumah sakit dan mendesak warga sipil yang mengungsi dan berlindung di halaman tersebut untuk segera pergi.

Para saksi melaporkan adanya tembakan keras dan tank di sekitar fasilitas tersebut ketika penggerebekan dimulai pada 18 Maret 2024 dini hari.

Al-Shifa digerebek pada awal konflik setelah Israel mengatakan mereka memiliki bukti bahwa sandera yang ditangkap dalam serangan 7 Oktober dibawa ke sana.

Diketahui, Israel telah lama menuduh Hamas menggunakan infrastruktur kesehatan sipil sebagai kedok untuk melancarkan operasinya, tetapi hal ini dibantah oleh kelompok Hamas.

Sementara itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menggambarkan situasi di RS Al-Shifa sebagai "pengepungan".

Baca juga: Warga Israel Demo Tuntut PM Netanyahu Mundur

Dalam sebuah posting di media sosial X yang dibuat sebelum penarikan pasukan, dia mengatakan, lebih dari 100 orang masih berada di dalam Al-Shifa berjuang karena kekurangan makanan, air, dan pasokan medis.

Namun Netanyahu menegaskan kembali bahwa Al-Shifa adalah sarang Hamas dan memuji upaya tentara Israel dalam melakukan serangan mendadak yang tepat dan cepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com