Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Ribu Warga Israel Unjuk Rasa Anti-pemerintah di Yerusalem, Terbesar Sejak Oktober

Kompas.com - 01/04/2024, 14:44 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

YERUSALEM, KOMPAS.com - Puluhan ribu orang berkumpul di luar gedung parlemen Israel di Yerusalem pada Minggu (31/3/2024) malam waktu setempat. 

Mereka turut serta dalam protes anti-pemerintah terbesar sejak Israel melancarkan serangan ke Gaza pada Oktober lalu.

Para pengunjuk rasa menuntut pemerintah untuk mengamankan kesepakatan gencatan senjata yang juga akan membebaskan sandera Israel yang ditahan oleh Hamas di Gaza dan menyerukan pemilihan umum dini.

Baca juga: Hari Ini Tank Israel Mundur dari RS Al-Shifa

Sebagaimana dilansir Al Jazeera, para demonstran mengeklaim bahwa protes di Yerusalem kali ini merupakan yang terbesar sejak Israel melancarkan serangan ke Jalur Gaza lima bulan lalu.

Pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menghadapi kritik luas atas kegagalan keamanan dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.

Menurut pihak berwenang Israel, serangan itu dilaporkan menewaskan 1.139 orang dan menyebabkan sekitar 250 orang lainnya disandera di Gaza.

Sementara, serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 32.782 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut pihak berwenang Palestina.

"Setelah enam bulan, sepertinya pemerintah memahami bahwa Bibi Netanyahu adalah penghalang," ujar seorang demonstran, Einav Moses.

"Sepertinya dia tidak benar-benar ingin membawa mereka kembali, bahwa mereka telah gagal dalam misi ini," tambah pria yang ayah mertuanya, Gadi Moses, disandera, kepada kantor berita Associated Press.

Kerumunan massa membentang hingga beberapa blok di sekitar Knesset dan para penyelenggara telah bersumpah untuk melanjutkan demonstrasi selama beberapa hari.

Baca juga: Ribuan Warga di Israel Tuntut Diakhirinya Perang Gaza: Orang Yahudi dan Arab Tolak Bermusuhan

Para demonstran di Yerusalem mengatakan, mereka akan tidur di tenda-tenda di kota untuk melakukan aksi protes mereka.

"Mereka mengatakan mereka ingin menggulingkan Netanyahu; mereka mengatakan mereka muak dengan kebijakannya, yang tidak kunjung mengembalikan tawanan Israel yang masih ditahan di Gaza," kata Hamdah Salhut dari Al Jazeera.

Para pengunjuk rasa juga menuntut pemilihan umum yang lebih cepat dua tahun dari jadwal.

Pemimpin oposisi Yair Lapid mengkritik tajam Netanyahu dalam demonstrasi tersebut.

Dia mengatakan bahwa Benjamin Netanyahui telah menghancurkan hubungan Israel dengan Amerika Serikat dan membiarkan para sandera Hamas terkatung-katung.

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com