Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Akan Sita 2 Apartemen Mewah Eks PM Mongolia yang Dibeli dari Uang Korupsi

Kompas.com - 27/03/2024, 17:05 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

NEW YORK CITY, KOMPAS.com - Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) pada Selasa (26/3/2024) memulai proses penyitaan dua apartemen mewah di New York yang dibeli oleh mantan Perdana Menteri Mongolia Sukhbaatar Batbold dari skema korupsi.

Mongolia adalah negara yang kaya cadangan batu bara, logam, dan mineral lainnya meski terkurung daratan dan terjepit dua negara tetangga besar yaitu China dan Rusia.

Pertambangan menjadi sektor yang naik daun di Mongolia dan selama bertahun-tahun mengurangi tingkat kemiskinan, tetapi juga memicu korupsi [ara pejabat yang memicu keresahan masyarakat.

Baca juga: Mantan PM Mongolia Beli Apartemen di New York Pakai Uang Penggelapan Tambang

AS kemudian memulai proses pengaduan perdata yang mengeklaim, Batbold memanfaatkan posisinya ketika menjabat PM Mongolia untuk memberi kontrak pertambangan dengan imbalan suap senilai jutaan dollar AS.

Dia diduga menghabiskan 14 juta dollar AS (Rp 222,33 miliar) dari "uang panas" itu untuk membeli sepasang properti di kawasan mewah Midtown dan Upper East Side di Manhattan, Negara Bagian New York.

“Tindakan penyitaan hari ini mengirimkan pesan bahwa pejabat yang korup tidak akan bisa menggunakan pasar real estat kita untuk menyembunyikan hasil kejahatan,” kata Breon Peace, Jaksa AS untuk Distrik Timur New York, dikutip dari kantor berita AFP.

Sejauh ini kantor PM Mongolia belum menanggapi permintaan komentar, dan penasihat Batbold mengarahkan wartawan AFP ke perwakilan hukumnya di New York.

Baca juga:

Berdasarkan pengaduan tersebut, Batbold dan keluarganya menggunakan kontrak pertambangan milik negara untuk memindahkan uang melalui perusahaan kedok guna mendanai gaya hidup mewah.

Salah satu contohnya, sebuah perusahaan yang dimiliki oleh "perantara tepercaya" Batbold diberikan kontrak 68 juta dollar AS (Rp 1 triliun) meskipun tidak memiliki riwayat operasional, tak memiliki keahlian pertambangan, dan tanpa infrastruktur keuangan atau logistik untuk melaksanakan penjualan komoditas.

Jutaan dollar AS dari kontrak-kontrak tersebut kemudian diduga disalurkan ke rekening-rekening bank asing, disaring melalui serangkaian perusahaan kedok dan dibelanjakan untuk membeli apartemen dan barang-barang lainnya.

Batbold (60) menjabat sebagai perdana menteri Mongolia pada 2009-2012 dan terus mewakili partai yang berkuasa di parlemen negara tersebut.

Namanya dicatut dalam dokumen Panama Papers dan Pandora Papers, dua kebocoran besar yang merinci urusan keuangan luar negeri orang-orang kaya dan politisi.

Baca juga: Lumbung Berusia 2.000 Tahun Ditemukan di Mongolia Dalam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com