Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pes Muncul di Mongolia, WHO: Tidak Berisiko Tinggi

Kompas.com - 07/07/2020, 21:26 WIB
Shintaloka Pradita Sicca,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Sumber AFP

BERN, KOMPAS.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa kasus pes tidak berisiko tinggi di China

Namun, WHO akan terus memantau perkembangan penyakit pes di China secara seksama.

"Saat ini, kami tidak menganggapnya berisiko tinggi, tetapi kami mengawasinya dengan cermat," ujar Juru Bicara WHO, Margaret Harris kepada wartawan di pertemuan virtual pada Selasa (7/7/2002), sebagaimana dikutip AFP

Pihaknya tengah memantau kasus pes di China setelah diberitahukan oleh pihak berwenang Beijing.

Baca juga: Wabah Pes di China, Warga Mongolia Dilarang Makan Marmut Mentah

Pemerintah China melaporkan bahwa ada seorang gembala di utara Mongolia Dalam, didiagnosis terserang wabah pes.

Menyusul itu, pada minggu lalu muncul 2 kasus yang dikonfirmasi sama di Provinsi Khovd, berdekatan dengan Mongolia.

Menurut kantor berita pemerintah China Xinhua yang dilansir dari AFP pada Selasa (7/7/2020), mengatakan bahwa dua orang ini adalah kakak-beradik yang dinyatakan terserang pes, setelah makan daging marmut.

"Wabah pes telah ada sejak lama dan akan selalu ada, selama berabad-abad," kata Harris.

Baca juga: Kasus Baru Wabah Pes Muncul di Mongolia, China Langsung Siaga 3

"Kami sedang mencari jumlah kasus yang pernah terjadi di China," ujar Harris.

Dia mengatakan, WHO telah bekerja sama dengan otoritas China dan Mongolia untuk meneliti kasus penyakit ini.

Badan kesehatan PBB tersebut mengatakan telah diinformasikan oleh China pada 6 Juli, tentang kasus pes di Mongolia Dalam.

"Wabah itu jarang terjadi, biasanya ditemukan di wilayah geografis tertentu dunia, di mana wabah itu masih endemik," kata Harris.

Baca juga: Korban Meninggal Covid-19 Lebih dari 500.000, WHO: Wabah Belum Berakhir

Wabah pes menurutnya adalah bentuk yang paling umum yang ditularkan antara hewan ke manusia, melalui gigitan kutu yang terinfeksi dan kontak langsung dengan karkas hewan kecil yang terinfeksi.

"Tidak mudah menular antarmanusia," ujarnya.

Menurut Komisi Kesehatan Nasional China, bahwa wabah pes jarang terjadi di China dan dapat diobati, tapi ada lima orang meninggal sejak 2014.

Sementara saat ini, Komisi Kesehatan Kota mengatakan bahwa pria yang terinfeksi di Mongolia Dalam itu kondisinya stabil di sebuah rumah sakit di Bayannur.

Baca juga: Beijing Nyatakan Wabah Virus Corona Sudah Diatasi

Xinhua melaporkan pada Senin (6/7/2020), bahwa muncul kasus lain di daerah dekat dengan Mongolia yang dicurigai pes.

Kasus itu dialami oleh seorang bocah lelaki berusia 15 tahun yang demam setelah makan marmut yang diburu oleh seekor anjing.

Baca juga: WHO: Hati-hati, Wabah Covid-19 Kembali Meningkat Cepat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com