Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Menista Agama, Perempuan Pakistan Pakai Gaun Berhias Kaligrafi Arab Nyaris Dihakimi Massa

Kompas.com - 28/02/2024, 19:41 WIB
BBC INDONESIA,
Tito Hilmawan Reditya

Tim Redaksi

Sumber BBC

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Sekelompok orang yang marah di Pakistan menuduh seorang perempuan, yang mengenakan gaun berhiaskan kaligrafi Arab, telah melakukan penistaan agama, karena keliru mempercayai bahwa itu adalah ayat-ayat Al-Quran.

Dia diselamatkan oleh polisi yang mengawalnya ke tempat aman setelah ratusan orang mengepungnya.

Gaun itu memiliki tulisan "halwa" yang dicetak dengan huruf Arab di atasnya. Halwa berarti manis dalam bahasa Arab.

Baca juga: Dua Kandidat Saling Klaim Menang di Pemilu Pakistan, AS-Inggris Desak Ada Penyelidikan

Dilansir dari BBC, seseorang yang terbukti melakukan penodaan agama dapat dihukum mati di Pakistan. Beberapa orang telah digantung bahkan sebelum kasusnya diadili.

Polisi mengatakan kepada BBC bahwa mereka pertama kali menerima telepon sekitar pukul 13:10 waktu setempat pada hari Minggu (25/02).

Dilaporkan ada sekelompok orang di sekitar seorang perempuan di sebuah restoran di Lahore, ibu kota Provinsi Punjab, Pakistan.

Ada sekitar 300 orang berkerumun di luar restoran ketika mereka tiba, kata Asisten Inspektur Polisi Syeda Shehrbano.

Video kerumunan orang ini beredar di media sosial, salah satunya memperlihatkan seorang perempuan, tampak ketakutan, duduk di dalam restoran, menutupi wajahnya dengan tangannya.

Dia dikelilingi oleh sejumlah anggota polisi, yang menjadi satu-satunya penghalang antara dia dan kerumunan orang yang berteriak agar dia melepas bajunya.

Dalam beberapa video, terdengar orang-orang meneriakkan agar mereka yang melakukan penistaan agama harus dipenggal.

Baca juga: Hasil Awal Pemilu Pakistan, Nawaz Sharif Unggul

Rekaman video yang dibagikan di media sosial memperlihatkan Shehrbano berdiri di pintu masuk restoran, berusaha menenangkan massa yang semakin banyak.

"Tidak ada seorang pun yang tahu apa yang tertulis di gaun yang dia kenakan," katanya.

"Prestasi terbesarnya adalah mencoba mengeluarkan perempuan itu dari daerah tersebut untuk memastikan bahwa dia aman."

Shehrbano menambahkan bahwa dia harus "bernegosiasi" dengan massa.

"Kami mengatakan kepada mereka bahwa kami akan membawa perempuan itu bersama kami.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com