Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Awal Pemilu Pakistan, Nawaz Sharif Unggul

Kompas.com - 09/02/2024, 15:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Hasil awal pemungutan suara atau pemilu Pakistan, mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif unggul pada Jumat (9/2/2024).

Sebelumnya, penghitungan suara terhambat karena ada penundaan yang tidak biasa, yakni penangguhan layanan telepon seluler.

Dikutip dari Reuters pada Jumat (9/2/2024), saat pukul 06.00 waktu setempat, Komisi Pemilihan Umum Pakistan (ECP) telah mengumumkan 47 hasil untuk 265 kursi yang diperebutkan di Majelis Nasional.

Baca juga: Di Pemilu Pakistan Hari Ini, 5 Orang Tewas Akibat Serangan Militan

Dengan Liga Muslim Pakistan (Nawaz) yang dipimpin Sharif memenangkan 17 dan pendukung mantan Perdana Menteri Imran Khan yang dipenjara meraih 14 kursi.

Ada 12 kursi diambil oleh Partai Rakyat Pakistan yang dipimpin Bilawal Bhutto Zardari, putra Perdana Menteri Benazir Bhutto yang dibunuh. Sisanya dimenangkan oleh partai-partai kecil atau independen non-blok.

Khan dipenjara dan partainya di Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) dilarang mengikuti pemilu hari Kamis, sehingga para pendukungnya mengajukan diri sebagai calon independen.

Para analis memperkirakan tidak akan ada pemenang yang jelas dalam pemilu ini. Hal ini menambah kesengsaraan negara yang sedang berjuang untuk pulih dari krisis ekonomi.

Sementara negara tersebut bergulat dengan meningkatnya kekerasan militan dalam lingkungan politik yang sangat terpolarisasi.

Baca juga: Ledakan Dekat Kantor Kandidat Pemilu Pakistan, 26 Orang Tewas

Hanya sedikit hasil yang diumumkan dalam waktu 18 jam setelah pemungutan suara ditutup, hal ini tidak biasa terjadi pada pemilu di Pakistan. Indeks saham Karachi dan obligasi negara Pakistan turun karena ketidakpastian.

"Masalah internet adalah alasan di balik penundaan tersebut," kata Zafar Iqbal, sekretaris khusus di ECP, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Pemerintah mengatakan mereka menghentikan layanan telepon seluler menjelang pemilu pada hari Kamis sebagai tindakan pengamanan, dan sebagian layanan tersebut sedang dipulihkan.

Diketahui, pertarungan utama diperkirakan akan terjadi antara kandidat yang didukung oleh Khan, yang PTI-nya memenangkan pemilu nasional terakhir, dan PML-N yang dipimpin Sharif.

Khan yakin militer yang kuat berada di balik tindakan keras untuk memburu partainya, sementara para analis dan penentangnya mengatakan Sharif didukung oleh para jenderal.

Militer telah mendominasi negara bersenjata nuklir ini baik secara langsung maupun tidak langsung dalam 76 tahun kemerdekaannya.

Namun selama beberapa tahun militer menegaskan bahwa mereka tidak ikut campur dalam politik.

Baca juga: Jelang Pemilu Pakistan, Militan Serbu Kantor Polisi, 10 Orang Tewas

Sharif yang dianggap oleh banyak pengamat sebagai kandidat kuat, menampik pembicaraan mengenai hasil yang tidak jelas.

"Jangan bicara tentang pemerintahan koalisi. Sangat penting bagi pemerintah untuk mendapatkan mayoritas yang jelas. Pemerintah tidak boleh bergantung pada pihak lain," katanya kepada wartawan pada Kamis (8/2/2024) setelah memberikan suaranya di kota Lahore di bagian timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Internasional
Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Global
Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com