Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika "Armada Hantu" Rusia Langgar Sanksi Embargo Minyak...

Kompas.com - 26/02/2024, 14:57 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: AFP/VOA Indonesia

MOSKWA, KOMPAS.com - Dua tahun setelah Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina, yang memicu serangkaian sanksi Barat, Moskwa semakin bergantung pada armada kapal bayangan untuk menghindari pembatasan ekspor minyaknya.

Menurut para pakar, armada kapal tanker yang disebut "hantu" karena kepemilikan yang tidak jelas atau minim asuransi membuat Kremlin tetap dapat melakukan ekspor meskipun ada embargo dan pembatasan harga minyak yang diberlakukan oleh Barat terhadap penjualan Rusia di pasar global.

Hal ini meningkatkan kekhawatiran atas berbagai risiko yang ditimbulkannya, serta kekhawatiran mengenai pendapatan berkelanjutan yang dihasilkan dari mesin perang Rusia.

Baca juga: Indonesia Sita Kapal Tanker Berbendera Iran, Diduga Transfer Ilegal Minyak Mentah

Dalam usaha terbaru untuk menangani praktik tersebut, Amerika Serikat (AS) pada Jumat (23/2/2024) memasukkan 14 kapal tanker Rusia yang dimiliki oleh perusahaan pelayaran milik negara Sovcomflot ke dalam daftar hitam.

Washington mengatakan, pihaknya memiliki waktu 45 hari untuk membongkar minyak atau kargo lainnya dari 14 kapal tersebut sebelum penegakan hukum dilakukan.

Kyiv School of Economics (KSE) mendefinisikan "armada hantu" sebagai kapal komersial yang tidak dimiliki oleh negara-negara dalam koalisi G7 dengan Uni Eropa, atau yang tidak menggunakan asuransi perlindungan dan ganti rugi (P&I).

Kepemilikan sebenarnya atas kapal-kapal tersebut sering kali sulit diketahui karena tidak jelasnya asal-usul perusahaan induk dan perantara yang digunakan.

Selalu berkembang

Armada tersebut semakin populer sejak Rusia terkena embargo minyak, pembatasan harga minyak mentah Rusia, dan larangan menyediakan layanan pengiriman minyak melalui laut untuk menghentikan pendanaan perang dengan Ukraina.

Sebagai tanggapan, Moskwa secara dramatis memangkas ketergantungannya pada layanan pelayaran Barat dengan membeli atau menyewa kapal tanker bayangan dan menawarkan layanan asuransinya sendiri.

“Program penghindaran sanksi skala industri Rusia menjadi semakin rumit dan canggih,” Lloyd’s List Intelligence memperingatkan pada Desember.

Pompa angguk milik perusahaan minyak Rusia Sibneft di Noyabrsk, Siberia Barat.REUTERS/ALEXANDER NATRUSKIN via VOA INDONESIA Pompa angguk milik perusahaan minyak Rusia Sibneft di Noyabrsk, Siberia Barat.
Hal ini menunjukkan keberadaan "armada gelap" yang terus berkembang yang terdiri dari pengiriman barang-barang palsu dan jaringan bayangan perusahaan pelat kuningan serta perantara yang berada di luar jangkauan intervensi Barat.

Dalam laporan "Pelacak Minyak Rusia" pada Januari, KSE memperkirakan bahwa 196 kapal tanker bermuatan minyak mentah tersebut meninggalkan pelabuhan Rusia pada Desember.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa perusahaan pelayaran yang berpusat di UEA menjadi bagian kunci dari armada rahasia Moskwa, sementara tiga kapal dengan bendera teratas yang mengangkut minyak adalah bendera Panama, Liberia, dan Gabon.

Lima perusahaan pelayaran baru yang berbasis di UEA “dengan struktur organisasi dan kepemilikan yang tidak transparan” telah mulai mengangkut minyak mentah Rusia tanpa asuransi P&I sejak November, kata KSE.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com