Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilot Asal Australia Disandera di Dataran Tinggi Papua Nugini

Kompas.com - 26/02/2024, 14:37 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

PORT MOREBY, KOMPAS.com - Seorang pilot helikopter asal Australia dan dua orang pekerja disandera di dataran tinggi Papua Nugini.

Kepala Kepolisian Papua Nugini, Komisioner David Manning, pada Senin (26/2/2024) menegaskan bahwa pihaknya akan berupaya menyelesaikan insiden penculikan ini secepatnya.

"Kami fokus untuk menyelesaikan hal ini sesegera mungkin," ujar David Manning, sambil mengonfirmasi kewarganegaraan pilot tersebut.

Baca juga: Bentrok Antarsuku Pecah di Papua Nugini, 64 Mayat Ditemukan

Pilot dan dua orang lainnya, yang diyakini sebagai pekerja telekomunikasi, disandera di dekat Gunung Sisa, di pusat Provinsi Hela.

Perdana Menteri (PM) Papua Nugini James Marape menyebut telah berkomunikasi dengan pihak Australia.

Ia memastikan Komisaris Tinggi Australia telah diberitahu tentang masalah penyanderaan pilot ini.

"Polisi sedang menangani hal ini dan dengan pasukan pertahanan kami (sedang) bergerak ke daerah tersebut," tambahnya, dikutip dari AFP.

Dataran tinggi Papua Nugini yang bergejolak dalam beberapa tahun terakhir telah dilanda serentetan penculikan dan kekerasan antar suku yang menewaskan ratusan orang.

Pada pekan lalu, lebih dari 50 mayat ditemukan di pinggir jalan utama.

Penyebab kematian puluhan orang itu dikaitkan dengan bentrokan antarsuku.

Pemerintah Papua Nugini telah mendapat tekanan keras untuk meningkatkan sumber daya keamanan di daerah tersebut dan mengatasi pelanggaran hukum yang semakin meningkat.

Baca juga:

"Saya ingin menginformasikan kepada semua orang bahwa kejahatan tidak ada ganjarannya, pada akhirnya akan berujung pada penangkapan atau kematian para penjahat, jadi hargailah penduduk setempat yang membantu polisi saat kita berbicara," kata Marape.

Komisaris Polisi Manning mengatakan bahwa rincian situasi masih terus berkembang, namun diyakini bahwa para tersangka penyerang tidak berasal dari daerah tersebut. 

"Kami bekerja sama dengan para pemimpin masyarakat," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com