Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan Israel Tembaki Warga Palestina yang Menunggu Bantuan Makanan

Kompas.com - 20/02/2024, 12:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Al Jazeera

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan orang yang sedang menunggu bantuan makanan di barat Kota Gaza Palestina, Senin (19/2/2024).

Akibatnya, seorang warga tewas dengan luka di kepalanya. Banyak pula warga Palestina lain yang terluka karena serangan tersebut.

Rekaman video yang diverifikasi oleh Al Jazeera menunjukkan warga Palestina pada hari Senin melarikan diri untuk berlindung di sepanjang jalan pantai yang hancur di Gaza utara akibat adanya tembakan keras.

Baca juga: Shehab Peluk Erat Jenazah Ibunya Korban Serangan Israel

Dari video tersebut juga menunjukkan asap abu-abu akibat bom mengepul saat ribuan warga Palestina berkumpul di wilayah barat Kota Gaza.

Kantor berita Wafa menyebutkan sedikitnya 10 orang juga terluka dalam serangan itu.

Para korban dan saksi mengatakan kepada Al Jazeera bahwa serangan Israel tidak beralasan.

"Saya terjatuh. Saya mendengar suara tembakan saat itu dan saya tidak tahu apa yang terjadi," kata seorang pria di rumah sakit tempat dia dilarikan untuk mendapatkan perawatan.

Seorang laki-laki lain mengatakan dia hanya pergi ke daerah itu untuk mencari tepung.

"Kami ingin memberi makan anak-anak kami, sama seperti orang lain, jadi kami pergi mencari tepung. Tapi kemudian kami ditembak, peluru ditembakkan dan tank-tank maju ke arah kami," terangnya.

Serangan tersebut adalah yang kedua dalam beberapa hari terakhir dan terjadi di tengah situasi kemanusiaan yang memburuk dengan cepat di Gaza.

Baca juga: PBB Peringatkan Adanya Ledakan Kematian Anak-anak di Jalur Gaza

Sebelumnya, PBB telah memperingatkan kondisi di Gaza yakni kelaparan yang dirasakan sekitar 2,3 juta orang.

Rekaman yang diambil pada hari Senin juga menunjukkan anak-anak Palestina bergegas mengambil tepung dari tanah setelah salah satu karung terbuka.

Meskipun berada dalam situasi yang menyedihkan, Israel yang mengontrol pintu masuk ke Gaza menolak mengizinkan lebih banyak bantuan masuk.

Beberapa badan PBB pada hari Senin memperingatkan bahwa kekurangan makanan dan air yang mengkhawatirkan serta penyebaran penyakit dapat menyebabkan ledakan kematian bagi anak-anak di Gaza.

"Kami telah memperingatkan selama berminggu-minggu bahwa Jalur Gaza berada di ambang krisis nutrisi," terang Ted Chain, wakil direktur eksekutif aksi kemanusiaan UNICEF.

"Jika konflik tidak berakhir sekarang, gizi anak-anak akan terus menurun, menyebabkan kematian atau masalah kesehatan lain, yang akan berdampak pada anak-anak Gaza sepanjang hidup mereka dan berpotensi menimbulkan dampak antargenerasi," jelas dia.

Baca juga: Penembakan di Libya, 10 Orang Tewas

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 29.092 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober. Sedangkan 69.028 lainnya terluka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Penyebab Kenapa Menyingkrkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkrkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com