Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Shehab Peluk Erat Jenazah Ibunya Korban Serangan Israel

Kompas.com - 20/02/2024, 08:21 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Al Jazeera

RAFAH, KOMPAS.com - Serangan Israel di Rafah Jalur Gaza membawa luka dalam bagi rakyat Palestina. Terlebih para korban tewas dan keluarganya.

Seperti yang dialami Shehab Omar Abu al-Hanud (19). Dia harus rela berpisah dengan ibunya yang menjadi korban serangan Israel.

"Nama saya Shehab Omar Abu al-Hanud. Ibuku meninggal. Namanya Ghada Youssef Ahmed Abu al-Hanud," ucap Shehab saat diwawancara Al Jazeera pada Senin (19/2/2024).

Baca juga: PBB Peringatkan Adanya Ledakan Kematian Anak-anak di Jalur Gaza

Sebuah foto dan video Shehab menempel pada tubuh ibunya yang terbungkus kain kafan di ranjang rumah sakit di Rafah, dan darah merembes melalui kain kafan tersebut, Senin lalu telah beredar di media sosial.

Dikutip dari Al Jazeera pada Senin (19/2/2024), Shehab menghabiskan lebih dari satu jam memeluk erat sang ibunda dan tidak menanggapi siapa pun.

Dia tidak bergerak sama sekali sambil memeluk ibunya yang sudah meninggal. Tentu dia sangat terluka karena harus kehilangan ibunya yang menjadi tumpuan hidupnya.

Ribuan orang tergerak melihat kehilangan dan rasa sakitnya dari gambar foto dan video pelukan putus asa yang diiringi musik yang memilukan.

Shehab harus belajar dewasa

Shehab yang masih dirawat oleh ibunya itu kini harus belajar menjadi dewasa dan mengendalikan emosinya.

"Dia adalah segalanya bagiku. Dia adalah ibu saya, saudara perempuan saya, dan teman saya. Hidup tanpanya tidak ada artinya," kata dia.

"Ramadhan akan datang dan tanpa ibuku. Lalu Idul Fitri tanpa ibuku. Tidak ada yang bisa merasakan apa yang saya alami. Saya mempunyai hak untuk mempunyai seorang ibu, hak untuk tinggal bersama ibu saya," ucapnya.

Menurut dia, Ghada adalah malaikat dalam wujud manusia yang selalu ada untuk membantu orang-orang yang membutuhkannya, puas membantu mereka secara diam-diam tanpa meminta imbalan apa pun.

Usahanya untuk menahan air mata terputus-putus saat ia berbicara kepada Al Jazeera, mata cokelatnya juga terisia air jernih saat ia mengedipkan mata.

Baca juga: Perang dan Kekurangan Bahan Bakar Lumpuhkan RS Terbesar di Gaza

Ghada seperti malaikat bagi Shehab

Ghada adalah satu-satunya orang yang tewas di gedung tempat 45 orang berlindung malam itu.

Sampai sesaat sebelum serangan, dia tinggal bersama orang tuanya di Tal as-Sultan, namun dia kembali ke Rafah untuk bersama anak-anak dan suaminya.

Mereka berempat tertidur dalam satu kamar, orang tuanya di tempat tidur dan Shehab serta adik laki-lakinya di atas kasur di lantai.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com