Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Kandidat Saling Klaim Menang di Pemilu Pakistan, AS-Inggris Desak Ada Penyelidikan

Kompas.com - 10/02/2024, 11:41 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Pada pemilu Pakistan, kedua kandidat yang sama-sama mantan perdana menteri mengklaim kemenangannya secara terpisah.

Terkait hal itu, Amerika Serikat, Inggris dan Uni Eropa pada Jumat (9/2/2024) menyatakan keprihatinannya mengenai proses pemilu tersebut.

Beberapa pihak itu mendesak untuk dilakukannya penyelidikan atas adanya dugaan penyimpangan.

Baca juga: Hasil Awal Pemilu Pakistan, Nawaz Sharif Unggul

Diketahui, pertarungan utama terjadi antara partai mantan perdana menteri Nawaz Sharif dan kandidat yang didukung oleh mantan perdana menteri Imran Khan.

Sebagaimana diberitakan Reuters pada Sabtu (10/2/2024), pemilu Pakistan diadakan untuk mendapatkan 265 kursi di majelis nasional dan sebuah partai politik membutuhkan 133 kursi agar menang.

AS dan UE sama-sama menyebutkan tuduhan adanya campur tangan, termasuk penangkapan aktivis, serta klaim adanya penyimpangan, campur tangan, dan penipuan harus diselidiki sepenuhnya.

Khan dipenjara dan partainya, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), dilarang mengikuti pemilu.

Partai independen, sebagian besar didukung oleh Khan, memenangkan kursi terbanyak 98 dari 245 kursi dihitung pada pukul 18.30 waktu setemat. Sementara partai Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N) pimpinan Sharif memenangkan 69 kursi.

Khan yakin militer yang kuat berada di balik tindakan keras untuk memburu partainya, sementara para analis dan penentangnya mengatakan Sharif didukung oleh para jenderal.

Baca juga: Di Pemilu Pakistan Hari Ini, 5 Orang Tewas Akibat Serangan Militan

Pernyataan UE mencatat kurangnya kesetaraan, membuka jendela baru, menghubungkan hal tersebut dengan ketidakmampuan beberapa aktor politik untuk ikut serta dalam pemilu dan pembatasan terhadap kebebasan berkumpul, kebebasan berekspresi dan akses internet.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan ada pembatasan yang tidak semestinya, membuka jendela baru pada kebebasan berekspresi dan berkumpul, serta mencatat adanya kekerasan dan serangan terhadap pekerja media.

Beberapa anggota parlemen Amerika seperti anggota Partai Demokrat Ro Khanna dan Ilhan Omar juga menyatakan keprihatinannya.

"Militer ikut campur dan mencurangi hasil pemilu," terang Khanna.

Baik Khanna maupun Omar mendesak Departemen Luar Negeri untuk tidak mengakui pemenang sampai penyelidikan dilakukan terhadap tuduhan pelanggaran.

Awal pekan ini, kantor hak asasi manusia PBB mengecam kekerasan, membuka jendela baru terhadap partai politik dan kandidat.

Halaman:

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com