WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Para peretas yang berbasis di China yang mencari informasi intelijen telah membobol akun-akun email dari sejumlah lembaga pemerintah Amerika Serikat, demikian ungkap perusahaan komputer raksasa Microsoft.
"Aktor dari ancaman yang dikaitkan Microsoft dengan insiden ini adalah musuh yang berbasis di China yang disebut Microsoft sebagai Storm-0558," kata perusahaan itu dalam sebuah posting blog pada hari Selasa (12/7/2023).
Microsoft mengatakan Storm-0558 mendapatkan akses ke akun email di sekitar 25 organisasi termasuk lembaga pemerintah.
Baca juga: Peretas Bocorkan 100.000 Kredensial ChatGPT di Dark Web
Dilansir dari CNA, Microsoft tidak mengidentifikasi target-target tersebut, namun juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa departemen tersebut telah mendeteksi aktivitas yang tidak wajar dan telah mengambil langkah segera untuk mengamankan sistem.
"Sebagai bagian dari kebijakan keamanan siber, kami tidak membahas detail respons kami dan insiden ini masih dalam penyelidikan," ujar juru bicara tersebut.
Menurut The Washington Post, akun-akun email yang dibobol tidak diklasifikasikan.
Akun-akun email Pentagon, komunitas intelijen, dan militer tampaknya tidak terpengaruh.
CNN, mengutip sumber yang mengetahui penyelidikan tersebut, mengatakan bahwa para peretas China menargetkan sejumlah kecil lembaga federal dan akun email pejabat tertentu di setiap lembaga.
Dalam posting blog, Charlie Bell, wakil presiden eksekutif Microsoft, menilai musuh ini berfokus pada spionase, seperti mendapatkan akses ke sistem email untuk pengumpulan data intelijen.
"Musuh yang bermotif spionase ini berusaha menyalahgunakan kredensial dan mendapatkan akses ke data yang berada di sistem yang sensitif," kata Bell.
Baca juga: Peretas China Disebut Memata-matai Infrastruktur Kritis AS
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan membahas peretasan tersebut dalam sebuah penampilan di acara Good Morning America di ABC.
Dia mengatakan bahwa peretasan tersebut telah terdeteksi dengan cukup cepat.
"Kami berhasil mencegah pelanggaran lebih lanjut," kata Sullivan.
Baca juga: Peretas Rusia Disebut Berusaha Susupi Sektor Penting Inggris
"Masalah ini masih diselidiki, jadi saya harus membiarkannya di sana karena kami sedang mengumpulkan informasi lebih lanjut dengan berkonsultasi dengan Microsoft dan kami akan terus memberi tahu publik saat kami mengetahui lebih lanjut," kata Sullivan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.