Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peretas Anti-Pemeritah Menyela Pidato Langsung Presiden Iran

Kompas.com - 12/02/2023, 12:50 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

TEHERAN, KOMPAS.com - Para peretas anti-pemerintah menyela pidato Presiden Iran Ebrahim Raisi yang disiarkan televisi.

Ini dilakukan saat Republik Islam Iran memperingati 44 tahun revolusi Iran pada Sabtu (11/2/2023)

Raisi, yang pemerintah garis kerasnya menghadapi salah satu tantangan paling berani dari pengunjuk rasa muda yang menyerukan penggulingannya, mengimbau mereka untuk bertobat sehingga mereka dapat diampuni pemimpin tertinggi Iran.

Baca juga: Dubes Iran: Indonesia Sama Seperti Iran, Tak Memihak Timur atau Barat

Raisi mengatakan kepada orang banyak yang berkumpul di Lapangan Azadi yang luas di Teheran bahwa rakyat Iran akan merangkul mereka dengan tangan terbuka.

Pidatonya yang disiarkan langsung di televisi terputus di internet selama sekitar satu menit, dengan logo muncul di layar sekelompok peretas pemerintah anti-Iran yang bernama “Edalate Ali (Keadilan Ali).

Dilansir dari Reuters, ada juga suara yang meneriakkan “Matilah Republik Islam.”

Protes nasional melanda Iran setelah kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun pada bulan September dalam tahanan polisi moral negara itu.

Sebagai bagian dari amnesti yang menandai peringatan revolusi, otoritas Iran pada hari Jumat (10/2/2023) membebaskan pembangkang Farhad Meysami yang dipenjara, yang melakukan mogok makan, dan akademisi Iran-Perancis Fariba Adelkhah.

Pada hari Minggu (12/2/2023), Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengeluarkan amnesti yang mencakup sejumlah besar tahanan, termasuk beberapa yang ditangkap dalam protes anti-pemerintah baru-baru ini.

Kelompok HAM HRANA mengatakan puluhan tahanan politik dan pengunjuk rasa, termasuk beberapa tokoh terkemuka, telah dibebaskan di bawah amnesti, tetapi kondisi pasti pembebasan mereka tidak diketahui.

Baca juga: Pemimpin Oposisi Iran Serukan Transformasi Fundamental: Perempuan, Kehidupan, dan Kebebasan

Aktivis telah menyatakan keprihatinannya di media sosial bahwa banyak yang mungkin telah dipaksa untuk menandatangani janji untuk tidak mengulangi pelanggaran mereka sebelum dibebaskan.

Kejaksaan membantahnya pada hari Jumat.

HRANA mengatakan bahwa hingga Jumat, 528 pengunjuk rasa telah tewas, termasuk 71 anak di bawah umur.

Dikatakan 70 pasukan keamanan pemerintah juga tewas. Sebanyak 19.763 pengunjuk rasa diyakini telah ditangkap.

Baca juga: Israel Kemungkinan Dalang Serangan Drone di Pabrik Peralatan Militer Iran

Pada malam peringatan Jumat malam, media pemerintah menayangkan kembang api sebagai bagian dari perayaan yang disponsori pemerintah

Orang-orang terdengar meneriakkan "Allahu Akbar!"

Namun, banyak yang terdengar meneriakkan "Matilah diktator!" dan “Death to the Islamic Republic” pada video yang diposting di media sosial.

Baca juga: Jurnalis Iran yang Wawancarai Ayah Mahsa Amini Dipenjara 2 Tahun tanpa Sidang Pengadilan

Televisi pemerintah menayangkan cuplikan langsung dari aksi unjuk rasa negara bagian di seluruh negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com