Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peretas Korea Utara Manfaatkan Tragedi Halloween Itaewon untuk Sebarkan Malware

Kompas.com - 08/12/2022, 15:01 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

SEOUL, KOMPAS.com - Peretas yang didukung pemerintah Korea Utara memanfaatkan perayaan Halloween yang mematikan di Seoul untuk mendistribusikan malware ke pengguna di Korea Selatan.

Hal ini disampaikan kelompok Analisis Ancaman Google dalam sebuah laporan.

Dilansir dari Reuters, malware itu disematkan dalam dokumen Microsoft Office yang diklaim sebagai laporan pemerintah atas tragedi yang menewaskan lebih dari 150 orang setelah puluhan ribu anak muda yang bersuka ria memadati gang-gang sempit.

Baca juga: Polisi Korea Selatan Ditemukan Tewas di Rumah, Diduga Bunuh Diri Terkait Tragedi Halloween Itaewon

"Insiden ini dilaporkan secara luas, dan iming-iming itu memanfaatkan kepentingan publik yang luas atas kecelakaan itu," kata Kelompok Analisis Ancaman.

Google mengaitkan aktivitas tersebut dengan kelompok peretas Korea Utara yang dikenal sebagai APT37 yang katanya menargetkan pengguna Korea Selatan, pembelot Korea Utara, pembuat kebijakan, jurnalis, dan aktivis hak asasi manusia.

Google juga mengatakan belum menentukan apa yang ingin dicapai oleh malware, yang mengeksploitasi kerentanan Internet Explorer.

Mereka melaporkan masalah ke Microsoft pada 31 Oktober setelah beberapa laporan dari pengguna Korea Selatan pada hari yang sama. Microsoft mengeluarkan tambalan pada 8 November.

Baca juga: Polisi yang Diselidiki atas Tragedi Itaewon Ditemukan Tewas

Di sisi lain, panel ahli PBB yang memantau sanksi terhadap Korea Utara menuduh Pyongyang menggunakan dana curian yang diperoleh melalui peretasan untuk mendukung program rudal nuklir dan balistiknya guna menghindari sanksi.

Korea Utara tidak menanggapi pertanyaan media, tetapi sebelumnya telah mengeluarkan pernyataan yang menyangkal tuduhan peretasan.

Pada hari Kamis, pejabat Korea Selatan memperingatkan bisnis agar tidak secara tidak sengaja mempekerjakan staf TI dari Korea Utara.

Baca juga: Cerita Polisi di Tragedi Itaewon: Tak Ada Pengendalian Massa, Inisiatif Sendiri Bantu Korban

Pada bulan Mei, Amerika Serikat mengeluarkan peringatan serupa, mengatakan pekerja lepas Korea Utara yang nakal memanfaatkan kesempatan kerja jarak jauh untuk menyembunyikan identitas asli mereka dan mendapatkan uang untuk Pyongyang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com