Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Akui Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua, Diawasi Langsung Kim Jong Un

Kompas.com - 13/07/2023, 06:15 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP,KCNA

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara pada Kamis (13/7/2023) mengatakan, telah berhasil menguji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) barunya.

Kantor berita Pemerintah Korea Utara, KCNA, melaporkan bahwa Hwasong-18 terbang sejauh 1.001 kilometer dengan ketinggian maksimum 6.648 km sebelum jatuh di Laut Timur, yang juga dikenal sebagai Laut Jepang.

Hwasong-18 adalah jenis rudal balistik berbahan bakar padat yang konon hanya pernah ditembakkan oleh Korea Utara sekali sebelumnya pada bulan April.

Baca juga: Momen Kim Jong Un Ajak Putrinya Awasi Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua

Menurut para ahli, waktu penerbangan rudal kali ini adalah sekitar 70 menit atau mirip dengan beberapa peluncuran ICBM Korea Utara sebelumnya.

KCNA menyebut, uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua kali ini dipandu atau diawasi langsung oleh Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Dikatakan, peluncuran rudal tersebut merupakan "ledakan besar" yang mengguncang "seluruh planet".

"Kim juga bersumpah bahwa serangkaian serangan militer yang lebih kuat akan diluncurkan hingga Amerika Serikat dan Korea Selatan mengubah kebijakan mereka terhadap Korea Utara," kata KCNA.

Konfirmasi peluncuran rudal balistik antar benua oleh Korea Utara ini terjadi ketika hubungan antara kedua Korea berada pada salah satu titik terendah yang pernah ada.

Diplomasi antara kedua negara terhenti dan Kim telah menyerukan peningkatan pengembangan senjata, termasuk nuklir taktis.

Sebagai tanggapan, Korea Selatan dan Amerika Serikat telah meningkatkan kerja sama keamanan, bersumpah bahwa Korea Utara akan menghadapi tanggapan nuklir dan berakhirnya pemerintahan saat ini jika mereka nekat menggunakan senjata nuklirnya untuk melawan sekutu.

Baca juga: PM Kishida: Rudal Balistik Korea Utara Mendarat di ZEE Jepang

"Peluncuran ICBM tersebut merupakan provokasi besar yang merusak perdamaian dan keamanan semenanjung Korea dan melanggar sanksi PBB terhadap Pyongyang," kata militer Korea Selatan, sebagaimana dikutip dari AFP.

Militer Korea Selatan menyerukan kepada Korea Utara untuk menghentikan tindakan tersebut.

Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk Perancis, juga mengutuk keras tindakan tersebut.

"Peluncuran ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB dan secara tidak perlu meningkatkan ketegangan serta berisiko mengganggu kestabilan situasi keamanan di wilayah tersebut," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Adam Hodge, dalam sebuah pernyataan.

Pyongyang pada bulan Februari juga meluncurkan Hwasong-15, yang terbang sejauh 989 kilometer.

Tindakan AS yang provokatif

Peluncuran rudal balistik antarbenua yang dilakukan pada Rabu (12/7/2023) dilakukan setelah Korea Utara pada Senin (10/7/2023) menuduh pesawat mata-mata AS melanggar wilayah udaranya dan mengutuk rencana Washington untuk mengerahkan kapal selam rudal nuklir di dekat semenanjung Korea.

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Korea Utara mengatakan, Amerika Serikat telah mengintensifkan kegiatan spionase di luar masa perang.

Dia menyinggung penerbangan pesawat mata-mata yang "provokatif" selama delapan hari berturut-turut pada bulan ini.

Baca juga: Tak Peduli Jelang Tahun Baru, Korea Utara Tembakkan 3 Rudal Balistik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com