Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyaksikan Detik-detik Pelepasan Burung Nasar di Pegunungan Alpen Swiss: Dulu Diburu, Kini Disayang

Kompas.com - 13/06/2023, 06:46 WIB
Krisna Diantha Akassa,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

OBWALDEN, KOMPAS.com - Musim semi baru saja dimulai di Melchseefrutt, Obwalden, Swiss Tengah.

Salju meleleh, enzian dan dandelion merekah, sementara murmeltier -sejenis marmot liar-, mulai bangkit dari tidur panjangnya.

"Sangat tepat melepas Marco dan Obwaldera saat ini," kata Franziska Loescher ketika berbincang dengan Kompas.com, Minggu (11/6/2023).

Baca juga: Ilmuwan Swiss Ungkap Alasan Mengapa Manusia Tak Pernah Melihat Alien

 

Wakil Direktur Yayasan Burung Nasar Swiss itu tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

Selain kondisi alam mendukung, dua burung Nasar yang dirawatnya, Marco dan Obwaldera, tampak baik baik saja.

"Kami memang agak harus hati-hati, terlalu banyak orang, terlalu lama di kendaraan, bisa membuat mereka galau," jelas Franziska.

Marco dan Obwaldera terbilang bukan makluk biasa.

Mereka adalah anakan Bearded Vulture atau Burung Nasar Berjanggut (Gypaetus barbatus).

Burung ini, yang bentang sayapnya saat dewasa bisa mencapai 3 meter, dulunya adalah raja angkasa di Eropa.

Marco, anak Burung Nasar Berjanggut, dipamerkan ke publik sebelum dilepaskan di Swiss. KOMPAS.com/Krisna Diantha Marco, anak Burung Nasar Berjanggut, dipamerkan ke publik sebelum dilepaskan di Swiss.

Pada Minggu siang itu, Marco dan Obwaldera akan dilepas ke alam bebas, di pegunungan Alpen Swiss.

Burung Nasar Berjanggut kini statusnya diambang kepunahan.

Alamnya tidak rusak, namun manusia memburu dan membunuhnya.

Baca juga: Bantu Teman Dekat Putin Pindahkan Dana, 4 Bankir Swiss Kena Getahnya

Burung Nasar Berjanggut ini dulu dianggap sebagai hama.

Menyambar ayam dan kambing adalah tindakan utama yang dituduhkan kepada burung ini.

Bahkan, mitos lama mengatakan, Nasar Berjanggut ini bisa menggondol anak kecil dan memangsanya di sarangnya, yang berada di lereng pegunungan Alpen Eropa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com