Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thailand Sita 1 Ton Lebih Sabu yang akan Dikirim ke Australia

Kompas.com - 29/05/2023, 22:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Penulis: VOA Indonesia

BANGKOK, KOMPAS.com - Aparat penegak hukum di Thailand pada Senin (29/5/2023) mengumumkan, telah menyita lebih dari 1 ton sabu-sabu (crystal methamphetamine).

Obat-obatan terlarang itu disita di sebuah provinsi di selatan Thailand pada pekan lalu yang diyakini akan dikirim ke Australia.

Para pejabat dari kepolisian dan Badan Pengendalian Narkotika Thailand mengatakan, sebanyak 1,2 ton sabu yang juga dikenal sebagai "es" itu kemungkinan besar berasal dari wilayah perbatasan utara Thailand.

Baca juga: Kaum Muda Menulis Sejarah Baru Politik Thailand

Itu adalah bagian dari Segitiga Emas di mana perbatasan-perbatasan Myanmar, Laos, dan Thailand bertemu.

Myanmar adalah produsen utama sabu-sabu, yang selama satu dekade terakhir telah menjadi obat terlarang yang dominan di Asia Tenggara baik untuk konsumsi domestik maupun ekspor, menggantikan opium dan produk olahannya, heroin.

Beberapa dekade ketidakstabilan politik telah membuat sebagian besar wilayah perbatasan Myanmar tanpa hukum dan dieksploitasi oleh para produsen dan pengedar narkoba.

Kantor PBB untuk Urusan Narkoba dan Kejahatan memperingatkan dalam sebuah laporan pada Mei tahun lalu bahwa produksi dan perdagangan obat-obatan sintetis seperti sabu-sabu sedang berkembang di wilayah tersebut.

Dikatakan, jumlah tablet sabu-sabu yang disita di Asia Timur dan Tenggara melebihi satu miliar untuk pertama kalinya pada 2021.

Sabu-sabu yang disita pada Rabu (24/5/2023) lalu di provinsi Songkhla disamarkan sebagai paket teh.

Para pejabat mengumumkan pada konferensi pers bahwa ketiga tersangka yang diyakini membawa narkoba itu telah melarikan diri sehingga mempersulit upaya membongkar rencana para pengedar narkoba itu.

Baca juga: Panda yang Dipinjam Thailand dari China Mati karena Pembekuan Darah

Wichai Chaimongkol, sekretaris jenderal Dewan Pengendalian Narkotika, mengatakan pihak berwenang sebetulnya berharap untuk melacak narkoba tersebut ke tujuan mereka di Australia untuk menangkap tokoh-tokoh utama geng penyelundupan itu, tetapi ketiga tersangka penyelundup di Songkhla menyadari bahwa mereka sedang diawasi.

Wichai menyebut, para pejabat Thailand yakin narkoba yang disembunyikan di sebuah rumah dan dua truk pikap tersebut bakal diselundupkan ke Australia melalui laut.

Narkoba yang disita dalam penggerebekan baru-baru ini, termasuk di Bangkok pada Maret dan April, juga diduga dikirim ke Australia.

Polisi Australia mengatakan pada 2019 bahwa mereka menyita 1,6 metrik ton sabu-sabu di tepi pantai Melbourne yang disembunyikan di mesin-mesin pengeras suara stereo yang dikirim dari Bangkok.

Pada November tahun lalu, pejabat narkotika Thailand mengatakan bahwa pada tahun fiskal yang berakhir September 2022, mereka telah mencegat narkoba tujuan Australia sebanyak 22 kali dengan penyamaran dalam berbagai bentuk, salah satunya menggunakan sarung bantal yang dilapisi sabu-sabu.

Laporan PBB tahun lalu mencatat bahwa 1,008 miliar tablet sabu-sabu yang disita pada tahun 2021 tujuh kali lebih tinggi dari jumlah yang disita 10 tahun sebelumnya.

Laporan itu memperingatkan bahwa peningkatan produksi membuat obat lebih murah dan lebih mudah diakses, sehinga menciptakan risiko yang lebih besar bagi publik.

Baca juga: Pemilu Thailand: Partai-partai Oposisi Bergandengan Tangan Kalahkan Militer

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com