Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Otopsi Ungkap Ada Organ yang Hilang pada Mayat Korban Sekte Kelaparan di Kenya

Kompas.com - 10/05/2023, 10:33 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

NAIROBI, KOMPAS.com - Hasil otopsi mengungkap ada organ yang hilang pada mayat korban sekte kelaparan di Kenya.

Hal itu pun menggugah kecurigaan adanya pengambilan paksa organ untuk kepentingan tertentu.

Sejauh ini sebanyak 133 orang dipastikan tewas dalam "pembantaian hutan Shakahola" sejak pertama kali ditemukan kuburan massal pada bulan lalu yang mengejutkan negara mayoritas Kristen itu.

Baca juga: Otopsi Korban Sekte Kelaparan di Kenya Dimulai, Ingin Ungkap Ini

Polisi percaya sebagian besar mayat yang ditemukan di dekat Malindi di pantai Samudra Hindia Kenya adalah pengikut pendeta gadungan Paul Nthenge Mackenzie, yang dituduh memerintahkan mereka mati kelaparan untuk bertemu Yesus.

Tema apokaliptik dan peringatan tentang malapetaka yang akan datang sangat menonjol dalam khotbah Pendeta Mackenzie.Youtube via BBC News Indonesia Tema apokaliptik dan peringatan tentang malapetaka yang akan datang sangat menonjol dalam khotbah Pendeta Mackenzie.

Sementara kelaparan tampaknya menjadi penyebab utama kematian, Kepala Ahli Patologi Pemerintah Kenya Johansen Oduoe mengatakan bahwa beberapa korban, termasuk anak-anak, kemungkinan dicekik atau dipukuli.

Para penyelidik mengatakan pada Selasa (9/5/2023) bahwa mereka yakin lebih banyak mayat akan ditemukan dalam beberapa hari mendatang.

"Kami memiliki 21 jenazah yang digali hari ini dari sembilan kuburan, dan upaya ini akan dilanjutkan besok," kata komisaris regional Rhoda Onyancha.

Penggalian kuburan terbaru membuat jumlah korban keseluruhan bertambah menjadi 133 orang.

Dokumen pengadilan yang diajukan pada Senin (8/5/2023) mengatakan beberapa mayat telah diambil organnya. Polisi menuduh para tersangka terlibat dalam pengambilan paksa bagian tubuh.

Baca juga: Hal yang Dikatakan Pemimpin Gereja di Kenya sampai Pengikutnya Mau Kelaparan dan Mati

"Laporan post mortem telah menetapkan organ yang hilang di beberapa tubuh korban yang telah digali," kata kepala inspektur Martin Munene dalam surat pernyataan yang diajukan ke pengadilan Nairobi, sebagaimana dikutip dari AFP.

Dia meyakini bahwa perdagangan organ tubuh manusia telah terkoordinasi dengan baik yang melibatkan beberapa "pemain". Namun, Munene tidak memberikan rincian tentang dugaan perdagangan tersebut.

Hanya saja, Munene mengatakan, Ezekiel Odero, telah menerima transaksi uang tunai yang sangat besar. 

Dia diduga termasuk pengikut Mackenzie yang menjual properti mereka atas permintaan pemimpin sekte tersebut.

Pengadilan Nairobi memerintahkan pihak berwenang untuk membekukan lebih dari 20 rekening bank milik Odero selama 30 hari.

Odero telah ditangkap bulan lalu sehubungan dengan kasus yang sama dan diberikan jaminan pada Kamis (11/5/2023).

Baca juga: Paul Nthenge Mackenzie, Pemimpin Sekte Kelaparan di Kenya yang Tewaskan 90 Orang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Global
Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Global
Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Global
Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Global
Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Global
Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Global
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Global
Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Global
Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Global
Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Global
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Global
Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com