Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Otopsi Korban Sekte Kelaparan di Kenya Dimulai, Ingin Ungkap Ini

Kompas.com - 01/05/2023, 21:07 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

NAIROBI, KOMPAS.com - Ahli patologi memulai otopsi terhadap lebih dari 100 mayat korban sekte kalaparan di Kenya pada Senin (1/5/2023).

Sebanyak 109 pengikut Gereja Good News International atau Kabar Baik Internasional yang berbasis di Hutan Shakahola di Kenya timur diketahui telah ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.

Pihak berwenang menemukan 101 mayat dari kuburan dangkal sejak 21 April, sementara delapan anggota sekte ditemukan hidup, tetapi kemudian meninggal. Sejauh ini, 44 orang telah diselamatkan.

Baca juga: Hal yang Dikatakan Pemimpin Gereja di Kenya sampai Pengikutnya Mau Kelaparan dan Mati

Jumlah kematian tersebut menjadi salah satu tragedi terburuk terkait sekte dalam sejarah baru-baru ini.

Sayangnya, jumlah korban sekte kelaparan di Kenya ini diperkirakan akan terus meningkat.

Sebab, Palang Merah Kenya mengatakan, lebih dari 300 orang telah dilaporkan hilang.

Pemimpin kultus Paul Mackenzie telah ditahan polisi sejak 14 April lalu. Dia ditahan bersama 14 anggota kultus lainnya.

Media Kenya melaporkan bahwa dia menolak makanan dan air.

Mackenzie tidak memberikan komentar publik.

Reuters berbicara dengan dua pengacara yang bertindak untuk Mackenzie, tetapi keduanya menolak mengomentari tuduhan terhadapnya.

Dia sebelumnya dilaporkan telah menginstruksikan kepada para pengikutnya untuk mati kelaparan agar menjadi orang pertama yang masuk surga.

Kepala Ahli Patologi Pemerintah Kenya, Johansen Oduor, akan memimpin pemeriksaan postmortem.

Baca juga: Paul Nthenge Mackenzie, Pemimpin Sekte Kelaparan di Kenya yang Tewaskan 90 Orang

"Kami akan melakukan otopsi dalam tim," katanya dalam konferensi pers.

Oduor mengatakan, pemerintah sedang mengumpulkan sampel DNA dari mereka yang telah melaporkan kerabat yang hilang dan akan melakukan pencocokan dalam proses yang akan memakan waktu setidaknya sebulan.

Menteri Dalam Negeri Kenya, Kithure Kindiki, mengatakan pada Jumat (28/4/2023), sebagian besar jenazah terkait korban sekte kelaparan di Kenya yang ditemukan sejauh ini adalah anak-anak.

Dia menuturkan, otopsi akan melihat semua kemungkinan, termasuk apakah beberapa mayat memiliki organ yang hilang atau tidak.

Pada Minggu (30/4/2023), Presiden Kenya William Ruto mengatakan, dia akan menunjuk komisi penyelidikan yudisial minggu ini untuk menyelidiki apa yang terjadi di Shakahola.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com