HPYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara mengeklaim sekitar 800.000 warganya secara sukarela telah bergabung atau mendaftar ulang dalam militer untuk berperang melawan Amerika Serikat (AS).
Hal tersebut diungkap oleh surat kabar pemerintah Korea Utara, Rodong Sinmun, pada Sabtu (18/3/2023).
Dilaporkan oleh surat kabar itu, bahwa ada sekitar 800.000 pelajar dan pekerja di seluruh negeri yang menyatakan keinginan bergabung atau mendaftar kembali di militer untuk melawan AS pada Jumat (17/3/2023).
Baca juga: Korea Utara Bahas Langkah Kesiapan Perang Jelang Latihan Militer AS-Korsel
Klaim ini nyatanya muncul setelah Korea Utara pada Kamis (16/3/2023) meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17 sebagai tanggapan atas latihan militer AS-Korea Selatan yang sedang berlangsung.
Sebagaimana diberitakan Reuters, Korea Utara menembakkan ICBM ke laut antara semenanjung Korea dan Jepang beberapa jam sebelum Presiden Korea Selatan terbang ke Tokyo untuk menghadiri KTT membahas cara-cara melawan Korea Utara yang bersenjata nuklir.
Peluncuran rudal balistik Korea Utara padahal dilarang di bawah resolusi Dewan Keamanan PBB dan peluncuran tersebut telah mendapat kecaman dari pemerintah di Korea Selatan, AS, dan Jepang.
Pasukan Korea Selatan dan AS sendiri telah memulai latihan bersama sejak Senin awal pekan ini.
Baca juga: AS: Korea Utara Mungkin Akan Uji Coba Nuklir Lagi
Latihan yang dinamai "Perisai Kebebasan 23" itu sedianya akan diadakan selama 11 hari dan dalam skala yang tidak pernah terlihat sejak 2017 untuk melawan ancaman Korea Utara yang semakin meningkat.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah menuding Amerika Serikat dan Korea Selatan meningkatkan ketegangan dengan latihan militer tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.