Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Negara Ini Memihak Rusia dalam Pemungutan Suara Resolusi PBB tentang Perang Ukraina

Kompas.com - 24/02/2023, 09:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP,The Hill

NEW YORK, KOMPAS.com - Ada enam negara yang memihak Rusia dalam pemungutan suara resolusi PBB tentang perang Ukraina pada Kamis (23/2/2023) malam waktu Amerika Serikat (AS).

Mereka turut memberikan suara menentang terhadap resolusi yang menuntut Rusia untuk segera dan tanpa syarat menarik pasukannya dari Ukraina.

Keenam negara yang menentang resolusi itu, yakni Belarus, Korea Utara, Suriah, Eritrea, Mali, dan Nikaragua.

Baca juga: PBB Setujui Resolusi Tuntut Rusia Mundur dari Ukraina Segera dan Tanpa Syarat

Dukungan untuk Rusia kali ini tampak sedikit bertambah jika dibandingkan dengan pemungutan suara resolusi PBB pada Oktober lalu.

Ketika itu, ada empat negara yang memilih untuk menentang resolusi untuk mengutuk aneksasi Rusia atas empat wilayah Ukraina.

Belarus, Korea Utara, Suriah, dan Nikaragua memberikan suara menentang resolusi ketika itu, sementara Mali dan Eritrea termasuk di antara yang abstain.

Meski begitu, tetap saja sebagian besar negara anggota PBB mendukung resolusi PBB kali ini.

Detailnya, dari 193 anggota PBB, 141 negara di antaranya mendukung resolusi, tujuh negara menentang, dan 32 negara memilih abstain. 

Resolusi PBB ini tidak memiliki kekuatan dalam hukum internasional, tetapi menjadi teguran global atas invasi Rusia.

Baca juga: Sekjen PBB Sebut Invasi Rusia adalah Penghinaan, Ini Respons Moskwa

Tindakan penegakan yang mengikat tergantung pada Dewan Keamanan PBB, di mana Rusia memiliki hak veto sepihak sebagai anggota tetap dewan.

Sementara itu, dikutip dari The Hill, China, India, Pakistan, dan Afrika Selatan termasuk di antara 32 negara yang memutuskan untuk abstain dalam pemungutan suara resolusi PBB pada Kamis.

Perang Rusia-Ukraina akan mencapai peringatan tahun pertamanya pada hari ini, Jumat (24/2/2023).

Rusia diperkirakan akan meningkatkan serangan musim semi dalam beberapa minggu ke depan, sementara Ukraina juga merencanakan serangan balasan baru.

Namun, perjalanan tahun kedua diyakini akan sangat bergantung pada kekuatan di luar kedua negara.

Baca juga: Ukraina Luncurkan Uang Kertas Peringatan Setahun Invasi Rusia, Ini Penampakannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com