MOSKWA, KOMPAS.com – Rusia menuding Ukraina berencana menyerang Transnistria di Moldova, sebuah wilayah yang memisahkan diri yang didukung Moskwa.
Tudingan itu disampaikan Kementerian Pertahanan Rusia pada Kamis (23/2/2023) sebagaimana diwartakan oleh kantor berita RIA.
Kementerian Pertahanan Rusia menuding Ukraina berencana melancarkan invasi dengan plot adanya serangan dilakukan oleh pasukan Rusia dari Transnistria.
Baca juga: Setahun Invasi Rusia ke Ukraina, Biden dan Putin Belum Ingin Akhiri Perang
Plot tersebut, klaim Kementerian Pertahanan Rusia, digunakan Ukraina sebagai dalih untuk menginvasi Transnistria.
Secara terpisah, kantor berita TASS mengutip Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Galuzin yang juga menuding Barat.
Galuzin dikutip TASS mengatakan, Barat menginstruksikan Pemerintah Moldova untuk menghentikan semua interaksi dengan pemerintah Transnistrian.
Sebelumnya, awal bulan ini, Presiden Moldova Maia Sandu menuduh Moskwa merencanakan kudeta untuk menggulingkan pemerintah dan menyeret Transnistria ke dalam perangnya.
Baca juga: Pasukan Belarus Siap Tempur di Perbatasan Uni Eropa dan Ukraina
Sandu menuduh Rusia merencanakan untuk menggulingkan pemerintahannya yang pro-Barat melalui kekerasan dengan bantuan penyabot yang menyamar sebagai pengunjuk rasa anti-pemerintah.
“Dugaan rencana Moskwa akan melibatkan penyabot dengan latar belakang militer, disamarkan dengan pakaian sipil, untuk melakukan tindakan kekerasan, serangan terhadap institusi negara dan menyandera,” kata Sandu kepada wartawan.
Dengan kedok protes oleh oposisi, para penyabot akan bertujuan untuk menggulingkan tatanan konstitusional dan mengganti pemerintahan yang sah.
Moldova adalah negara berpenduduk 2,6 juta orang yang bertetangga dengan Rumania dan Ukraina.
Baca juga: Daftar Negara yang Terbanyak Membantu Ukraina Perang Lawan Rusia
Moldova menerima status kandidat UE pada musim panas 2022, tetapi selama setahun terakhir dihadapkan dengan berbagai protes anti-pemerintah yang diorganisasi oleh buronan oligarki bernama Ilan Shor.
Transnistria sebagian besar populasinya berbahasa Rusia. Wilayah ini memisahkan diri dari Moldova pada 1990.
Setelah pecahnya Uni Soviet pada 1991, separatis pro-Rusia di Transnistria melancarkan perang berdarah dengan pasukan pemerintah Moldova.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-364 Serangan Rusia ke Ukraina: Menlu China ke Moskwa | Kritik Biden soal Nuklir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.