Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wawancara Perdana Salman Rushdie Pasca-insiden Penikaman

Kompas.com - 07/02/2023, 16:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber

NEW YORK CITY, KOMPAS.com - Berbulan-bulan setelah ditikam berulang kali saat bersiap untuk memberikan ceramah, mata kanan Salman Rushdie tak bisa melihat seperti biasanya.

Dia masih berjuang untuk menulis dan, kadang-kadang, mengalami mimpi buruk yang menakutkan.

Namun, dia mengatakan dalam wawancara pertamanya sejak serangan itu, bahwa rasa syukur, tetap ada di hatinya.

Baca juga: Salman Rushdie Penulis Ayat-ayat Setan Buta Satu Mata dan Lumpuh Tangannya

"Ya, Anda tahu, saya lebih baik," katanya kepada David Remnick dari The New Yorker selama wawancara yang diterbitkan Senin (6/2/2023), seperti dilansir dari Associated Press.

"Tapi, mengingat apa yang terjadi, saya tidak terlalu buruk," tambahnya. "Luka-luka besar sembuh. Saya (masih) merasakan di ibu jari, jari telunjuk dan bagian bawah telapak tangan. Saya melakukan banyak terapi tangan, dan saya diberitahu bahwa saya melakukannya dengan sangat baik.”

Remnick, yang berbicara dengan Rushdie secara langsung di kantor agennya di Manhattan dan melalui Zoom, menulis bahwa penulis pemenang Booker Prize itu telah kehilangan lebih dari 40 pound (18 kilogram).

Dia juga kebanyakan membaca melalui iPad sehingga dia dapat menyesuaikan pencahayaan dan ukuran huruf.

"Ada jaringan parut di sisi kanan wajahnya," tulis Remnick. “Dia berbicara dengan lancar seperti biasa, tapi bibir bawahnya terkulai di satu sisi. Saraf ulnaris di tangan kirinya rusak parah,” tambahnya.

Rushdie, 75 tahun, hidup dalam persembunyian selama bertahun-tahun setelah Ayatollah Agung Ruhollah Khomeini dari Iran mengeluarkan fatwa pada tahun 1989 yang menyerukan kematiannya karena dugaan penistaan terhadap novel “The Satanic Verses.”

Tapi Rushdie sudah lama bergerak dengan bebas, dengan keamanan minimal, dan tidak merasakan risiko apa pun.

Baca juga: Pengakuan Hadi Matar, Penikam Salman Rushdie, di Sidang dan Wawancara Media

Sampai pada Agustus 2022 lalu, tragedi terjadi di Chautauqua Institution, pusat pendidikan dan retret nirlaba di New York barat.

Rushdie berada di atas panggung ketika didekati oleh seorang pemuda berpakaian serba hitam dan membawa pisau.

Tersangka penyerang, Hadi Matar, mengaku tidak bersalah atas tuduhan penyerangan dan percobaan pembunuhan.

Selama wawancaranya di New Yorker, Rushdie menyebut Matar sebagai seorang "idiot", tetapi dia tidak merasa marah.

“Saya telah berusaha sangat keras selama bertahun-tahun untuk menghindari tudingan dan kepahitan,” katanya.

Baca juga: Dukungan untuk Salman Rushdie Mengalir Deras di AS

“Saya hanya berpikir itu bukan tampilan yang bagus. Salah satu cara saya menangani semua ini adalah dengan melihat ke depan dan bukan ke belakang. Apa yang terjadi besok lebih penting daripada apa yang terjadi kemarin,” tambahnya.

Wawancara tersebut keluar pada malam penerbitan novel baru Rushdie, "Victory City", yang dia selesaikan sebulan sebelum  diserang.

Baca juga: Salman Rushdie Ditikam, Tersangka Terkejut Penulis Ayat-ayat Setan Itu Selamat

Novel itu menampilkan seorang protagonis yang hidup sampai usia 247 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com